AES52 Lit Therapy
innocentiaine
Saturday August 21 2021, 6:49 PM
AES52 Lit Therapy

Seorang kawan berbagi cerita tentang beberapa kejadian tidak menyenangkan yang baru saja dialami. Ia berhasil mengidentifikasi bahwa akarnya adalah kejadian masa lalu, trauma masa lalu yang menghantui. Trauma itu apa, kenapa trauma masa kecil bisa terbawa hingga dewasa. Bukan sesuatu yang mudah diatasi. Banyak yang menyimpan rapi di relung terdalam diri, berharap tidak akan mengganggu lagi. Eh ternyata seperti naga yang bertahun tinggal di gua gelap dalam lubuk hati, tetiba bangun dan meminta perhatian. Muncul di saat2 tidak terduga, ketika keseharian tengah berjalan lancar dan baik2 saja. Dalam bentuk yang semakin menjelma jelas pada visual dan suara. Memporakporandakan banyak hal yang sudah tertata rapi. Terpicu hal sederhana mungkin. Entahlah.. jadi tak penting apa yang memicu, bagaimana saat terganggu.. yang menjadi penting adalah bagaimana mengatasi si naga yang sedang berang dalam diri. Kenapa dia bisa ada dan bertumbuh di situ. 

Lelah menghadapi si naga. Dilematis antara mencoba mengabaikan dengan menyibukkan diri, atau menghadapi si naga, yang kemudian malah jadi seperti mengekspos keberadaannya. Sungguh menghabiskan tenaga. 
Jadi apa yang dapat dilakukan? Ada kesadaran dan keinginan untuk mencari bantuan dari pihak lain yang lebih paham dan netral. Butuh keberanian untuk itu, juga kesediaan untuk menjalani proses yang disarankan. Dan penting dalam hal ini untuk merasa aman, tidak ada judgement hingga bisa bercerita dengan leluasa. Namun sementara itu belum dapat dilakukan karena beberapa faktor, apa yang dapat diperbuat? Upayanya untuk mengalihkan perhatian dan energi pada hal-hal positif seperti olahraga, berada dekat alam untuk mendapat energi positif, bercanda bersama anggota keluarga, terasa membantu dan sangat perlu terus dilakukan. Tanpa maksud menyederhanakan kompleksitas situasi, perlu juga menghadapi, mengenal dan menerima keberadaan si naga. Bukan untuk dilawan, justru agar dapat dihantar keluar, dilepas baik-baik.

Salah satu terapi yang sepertinga dapat dilakukan sendiri adalah menulis. Meski di tahap ini, menulis AES buat aku sudah jadi semacam terapi juga :D tapi kalau buat terapi trauma kebayangnya agak berbeda. Ada berbagai cara dan berbagai istilah, ada yang menyebutnya Lit-therapy, expressive writing, reflective writing, trauma therapy jurnal, writing to heal, dll. Intinya, proses menulis lebih penting daripada isi. Tidak perlu khawatir dengan alur, struktur kalimat, ejaan, tanda baca dll. Tak perlu khawatir dibaca orang lain. Alirkan saja semua yang ada di benak ke atas kertas. Seperti free writing, jangan berhenti, agar tidak sempaf terfilter oleh pikiran sendiri. Sulit di awal mungkin terjadi. Tak mengapa menulis kata, kata, dan kata tanpa ada kaitan. Tak mengapa banyak kata terus muncul dan terulang. Pastinya akan banyak. Mungkin itulah yang terjadi dalam diri. Tujuannya untuk menumpahkan semua yang mengganjal. Setelah beberapa saat pasti mengalir. Teruslah menulis hingga habis terkuras semua kekhawatiran, ketakutan, kesedihan, kemarahan, yang lama tersimpan dan menjadi makanan si naga dalam diri.. 
Semoga segera teratasi..

Andy Sutioso
@kak-andy   3 years ago
Esai ini memang tak berjudul kak Ine? 😊
innocentiaine
@innocentiaine   3 years ago
Eh ko ga keluar ya.. asa udah nulis ka Andy segera diperbaiki ka ✌🏼
You May Also Like