Pada suatu hari ada yang bertanya pada saya,
"How many books have you read about Teenagers?"
Jawab saya,"A lot!"
"So you know a lot about teenagers, then?"
Saya jawab lagi,"No, no clue!"
Remaja itu penuh misteri! Semakin saya mencari tahu, semakin saya bingung. Padahal kalau dipikir-pikir saya dulu melewati masa-masa itu. Pada saat itu (sadar atau tidak) saya bingung, dan terus sampai sekarang, saya tidak tahu apa yang dulu saya sudah lakukan.
Salah satu buku yang saya baca berkata demikian,"Educate yourself, read books about teenagers. Think back of your own teen years". Dan lain sebagainya. Saya baca banyak buku, bahkan saya praktikan. Katanya jangan nanya,"How's school?" karena pasti dijawab,"Okay.", "Good.", "Boring." lalu sudah tidak ada kelanjutannya. Anaknya langsung sibuk cengar-cengir dengan HP nya ngobrol dengan teman-temannya. Saya yang jemput dia dari sekolah akhirnya bungkam. Betul juga, bertanya semacam itu salah dan tidak akan berkembang menjadi sebuah percakapan yang asyik.
Besoknya, saya coba cara lain,"Anything interesting happened at school?" dia jawab, "Yes, somebody did a prank, pulled one of the fire alarm. Then the cops came, fire fighter came." Asyik pikir saya! Ada kemajuan! Yang tadinya hanya 1 kata sekarang jadi 1 kalimat, bahkan 2! "Then what happened?" Tanya saya merasa berhasil mengajak dia ngobrol. Jawabnya,"Nothing! It's a false alarm!" lalu sepi dan dia kembali cengar-cengir dengan HP nya! Saya lagi-lagi bungkam.
"Do you want to eat something? drink?" Saya berusaha memancing lagi.
"Sure!" jawabnya, masih cengar cengir.
"What do you want?" tanya saya lagi
"Terserah!" jawabnya, lagi lagi cengar cengir. Bukan dengan saya, dengan HP nya!
I think I overdid everything! Pikir saya. Maksudnya sih trying to engage a nice conversation, tapi ujung-ujungnya saya tetap jadi sopir, harus mikir cari makanan atau minuman apa, dan harus bayar pula! Bagaimana ini? Rugi bandar!
Mangkanya saya senang membaca esai-esai di Atomic Essay Smipa! Kenapa? sebab saya bisa membaca apa yang ada dalam pikiran remaja! Contohnya beberapa tulisan Sasky tentang double standard dalam hal gender! Tentang pernikahan dini! Tentang persaaan sepi! Kalau saja saya dapat setiap kali melihat ini, membaca ini atau bahkan ngobrol tentang ini, maka dunia remaja tidak akan jadi misteri lagi. Kalau dibilang oleh salah satu buku bahwa saya harus kembali mengingat-ingat, to look back, pengalaman ketika menjadi remaja. Ya, oke lah, mungkin bisa sedikit membantu, tapi banyak bedanya dengan generasi sekarang. Jaman saya kalau galau ya pergi ke sungai dan terjun berenang walau airnya coklat dan banyak kapal selam yang terapung! Who cares! Kalau sumpek karena merasa sendirian dan sepi, saya dengan mudah ke lapangan basket sebab di sana pasti banyak anak-anak sebaya bermain basket, atau ke lapangan badminton. Saya dulu jago badminton, bahkan main melawan guru-guru! Jaman sekarang tantangannya beda dan saya tidak punya referensi yang tepat untuk membantu! Saya ketuk pintu kamar dia hanya sekedar menyapa,"Please don't bother me, I am with friends!" Lah wong dia sendirian cengar cengir di depan HP! Mana saya tahu? lalu saya harus bagaimana?
Remaja sangat sibuk mempertanyakan segala sesuatu! Kenapa merasa sepi? kenapa sulit bernapas? Kenapa orang punya double standar tentang jenis kelamin? Kenapa banyak orang menikah di usia dini? Sementara orang tua juga mempertanyakan segala hal tentang remaja, "Dia sedang merasakan apa?, Dia perlu bantuan tidak? Dia sedang punya masalah? Saya bisa bantu apa? Saya harus bagaimana? Bingung! Kenapa bingung? sebab setiap kali saya bertanya,"Are you okay? jawabnya,"Yes!" "Do you need anything?" dijawab,"No!" "Are you hungry?" dia jawab,"Yes!". "What do you want?" dia jawab,"Terserah!"
Saya langsung lari ke dapur mau nelan ulekan! Tapi saya tidak punya hahaha.. jadi aman! Botak deh lama kelamaan kalau gini! Hahahaha
Hahahaaa.... sangat menghibur baca esai ini, saya tidak sendirian 🙌🏼 Kalau om Joe pengen nelen ulekan kalo saya pengen jambak rambut sendiri jadinya sama kayanya.. botak!
Hahaha.. dah banyak kemajuan kok sekarang. Tadi malah saya bawa muter-muter dulu trus kejebak kereta api lama sekali krn ada 117 gerbong. Lumayn hampir 3 jam ngobrol, malah dia setuju diajakin gabung ke ririungan hahaha
Pagi semua... Nah ini dia nih keren. Connecting People. Ini yang dibayangkan akan terjadi di Ririungan - lewat tulisan-tulisan yang dibagi di sini - lintas generasi. Kita jadi saling mengenal. Mudah2an semakin banyak warga ririungan yang bisa melihat bahwa ini adalah ruang yang betul-betul untuk ngariung dan mengoneksikan diri...
Saya aja seneng banget bisa baca banyak pemikiran2 Rico. Saya kenal banyak sisi2 baru dari Rico lewat tulisan2 dia...
Tinggal bagaimana nih caranya ngajak lebih banyak terlibat, menulis dan saling membaca...
Betul kak Andy.. keren banget ini Ririungan. Kano saya ajakin dan mau gabung, mau liat2 dulu trus kalo tertarik mau ikut nulis. Ini emailnya: kanofelus@gmail.com thank you, Kak 🙏
Persis kegalauan yang mulai saya alami bang Joe, karena anaknya skrg sudah mulai masuk pra pubertas. Saya sebagai orang tua seringkali bingung untuk menyambungkan percakapan dan mencoba lebih terlibat di dalam dunia mereka. Aku seneng baca esainya bang Joe di atas terutama bagian memberikan ide2 juga untuk bahasa yang lebih sesuai digunakan dalam mencoba berbicara dengan anak2 agar terjadi percakapan lebih lanjut. Seneng juga dengan adanya atomicessay di sini bisa meluaskan pandangan membaca pemikiran2 dari sudut pandang lain. ^^
Betul.. bisa berbagi pengalaman. Tunggu waktu usia 14-15. Saya pake istilah, the nice cute sweet boy was eaten by a monster! Hahaha
Waktu Inka (anak sy di SD 6) menjelang SMP, kenalan psikolog ibu Martina bilang, "Siap-siap aja nanti di rumah akan ada orang asing". Begitu katanya...
Hahahaaaa.... Pas pisaan istilahnya 😆
Omg.... Gosh... Please noooo... 🙈😅 sekarang anaknya masih 11. Fiuh... Masih ada 3 tahun lg, semoga ga cepet2. 🤣