"Hi Jo, I am glad you are home, but Colorado is so beautiful this time of the year. I hope you'll come back soon. We all miss you."
Hanya ada 2 kalimat yang saya terima pagi ini ketika saya terjaga, dan itu membuat saya banyak melamun. Memang sudah beberapa hari saya tidak menulis dan saya merasa sangat tidak nyaman karena kebiasaan saya itu terhenti dan saya berusaha abaikan. Tapi saya memang tidak mau menulis karena kondisi sedang tidak baik.
Saya memiliki situasi yang menarik, yaitu domisili saya di dunia "maya" belum ada di tanah air. Secara fisik memang saya berada di tanah air tapi setting (pengaturan?) saya di dunia maya masih di Colorado. Jika saya mengunduh aplikasi untuk digunakan di Indonesia masih sering ditolak dan dikatakan bahwa aplikasi ini tidak tersedia di lokasi saya. Padahal sebetulnya lokasi saya sudah ada di Indonesia tapi karena setting dari system yang saya gunakan masih di sana, maka banyak aplikasi yang tidak bisa diunduh, bahkan seringkali dicari pun tidak dapat dijumpai. Alasan saya sampai sekarang tidak mengubah setting karena masih banyak hal yang di sana yang masih harus saya selesaikan, tidak mengubah akan lebih memudahkan saya megurus banyak hal secara online.
Eniwei, karena dunia maya saya masih di sana, maka semua iklan, unggahan, dan lain sebagainya masih "berbau" situasi di sana, sehingga banyak sekali unggahan yang saya terima, merupakan kondisi di sana. Nah itu sangat memberatkan sebab saya sedang berusaha "menjauh" dari hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan saya di sana terutama saat ini sedangĀ menjalani musim gugur yang sangat saya sukai.
Begitulah, maka setiap hari saya menerima berbagai unggahan tentang musim gugur, warna-warni pepohonan di sana yang sekarang sudah mencapai puncak-puncaknya. Lalu ditambah ada pesan yang masuk tadi pagi. Ini membuat saya semakin muram.
Tidak mudah mengubah kebiasaan yang sudah saya lakukan selama bertahun-tahun, terlebih saya sangat beruntung terus berhubungan dengan pribadi-pribadi terbaik selama saya tinggal di sana. Terbukti selama beberapa hari terakhir walau ikatan kerja saya dengan CSU sudah berakhir 2 bulan yang lalu, banyak sekali orang di sana, bahkan yang tidak saya kenal membantu beramai-ramai ketika saya berhadapan dengan sebuah masalah untuk melengkapi urusan ketenagakerjaan saya. Ini sangat menyentuh hati yang paling dalam, jadi sangat wajar jika saya begitu berat hati berpisah dengan mereka. 2 kalimat di atas diucapkan oleh salah seorang direktur di sana.
Saya pernah membaca bahwa banyak sekali diantara kita yang terjebak dalam kehidupan di masa lalu. Katanya hal tersebut sangat wajar sebab seringkali masa kini atau yang akan datang tidak semenyenangkan di masa lalu, atau karena kondisi ketidak-menentuan di masa depan sehingga kita lebih memilih masa lalu. Otak kita bekerja sedemikian rupa memanipulasi masa lalu dengan hanya mengangkat hal-hal yang menyenangkan. Sementara itu untuk mengantisipasi masa depan, kita cenderung memfokuskan segala sesuatu ke hal yang negatif sebagai bentuk survival mode atau self protection. Kita cenderung mengantisipasi hal-hal negatif agar kita selalu alert, waspada akan segala kemungkinan sehingga jika ada masalah, kita sudah siap. Jika kita berjalan dalam gelap di daerah yang tidak kita kenal, maka seluruh tubuh kita secara otomatis waspada dan siap menghadapi segala hal-hal yang tidak terduga. Itu ibaratnya.
Nah memperhatikan dua kondisi di atas, sangat logis jika kita lebih menyukai hal-hal yang lebih menyenangkan yang berada di masa lalu dibandingkan dengan harus menghadapi ketidak-menentuan di masa depan. Begitu bukan?
Saya sedang menghadapi semua itu. Bukan sesuatu yang mudah menyesuaikan diri kembali ke kondisi saat ini apalagi jika dibandingkan, banyak perbedaan yang tidak semenguntungkan jika menatap ke depan dibandingkan dengan menoleh ke belakang. Apalagi jika menyadari kondisi saat ini yang penuh tantangan.
Ini bukan kali yang pertama. Saya sudah pernah mengalaminya. Dulu lebih susah payah, sekarang saya sudah pengalaman walau tetap saya akui masih tergopoh-gopoh berusaha menyelesaikannya dengan berbekal pengalaman masa lalu. Sedikit demi sedikit sudah saya urai dan selesaikan baik-baik. Masih ada beberapa yang harus diselesaikan dan sejauh ini semuanya berjalan dengan cukup lancar. Tergoda untuk menyesatkan diri di masa lalu memang sangat manusiawi, tapi saya sadari bahwa itu tidak bermanfaat. Yang harus saya lakukan adalah mensyukuri bahwa sudah diberi kesempatan menikmati masa lalu yang indah.