AES55 Asumsi = Berspekulasi
SamBin
Tuesday October 12 2021, 1:39 PM

Asumsi, sebuah kata yang sering muncul setiap saat, dalam konteks pelajaran, penelitian, eksplorasi, kegiatan sehari-hari, dan bermacam-macam fungsi lainnya. Khususnya dalam konteks kegiatan selama di KPB, dugaan yang diterima sebagai dasar, landasan berpikir karena dianggap benar, kurang lebih maksudnya adalah dugaan atau perkiraan dengan landasan dasar dari pikiran sendiri, bukan dari data riset, atau sumber asli terkait topiknya. Berasumsi adalah kegiatan yang sudah biasa dilakukan oleh kebanyakan orang, biasanya merujuk konteks meremehkan, contohnya dalam pengerjaan tugas proyek mandiri, mengira proyek buatan sendiri, atau karena durasi proyek yang lama, berasumsi bahwa proyek mandirinya akan berjalan dengan lama dan selalu berjalan diluar atau di dalam kegiatan sekolah.

Kata asumsi sering disalahgunakan dan mempunyai dampak yang buruk, tetapi hanya berdampak dalam kondisi dan konteks tertentu. Kasus berasumsi sudah sering ditemukan di dalam jenjang KPB angakatan ke-5, di kelas 10, asumsi adalah sebuah kegiatan yang masih wajar digunakan, masih belajar, mengenali dan eksplorasi dalam konteks pembelajaran KPB. Pemikiran atau sifat berasumsi ini sering terbawa kemana-mana saat mengerjakan sebuah tugas, kadang bisa menjadi sebuah spekulasi, kadang untung, kadang berakhir dengan hasil yang tidak sesuai asumsi sendiri, maka solusinya adalah melakukan riset, mengumpulkan data dan berpikir realistis, asumsi kebanyakannya terlogong tidak realistis, dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang sudah disebut sebelumnya, asumsi dapat dihilangkan dan diganti dengan perkiraan yang akurat.

Asumsi bekerja secara untung-untungan, bisa realistis atau diluar konteks realistis, asumsi berasal dari ide yang terlintas dipikiran, sehingga perkataan yang diberikan terdengar asal-asalan, tanpa berpikir dengan realistis, atau memikirkan cara kerja asumsi yang diberikan. Objek yang sering dijadikan bahan asumsi adalah waktu, saya sendiri kadang-kadang sering berasumsi, contoh terbesar adalah menetukan jangka waktu pengerjaan proyek mandiri, seringnya berasumsi menjatuhkan standar dan produktifitas pengerjaan proyek mandiri, tidak berpikir dengan realistis dan meremehkan, “sepanjang jalannya waktu, tidak akan terasa hingga mencapai sebuah proses”, ini adalah pemikiran dan perkataan yang sering saya keluarkan setiap saat mengerjakan proyek mandiri.

Mengandalkan asumsi menjatuhkan semua jadwal kegiatan yang saya lakukan, ditambah dengan masalah distraksi, kedua beban ini menumpuk, menjatuhkan semua rencana dan pembagian tugas yang sudah saya buat, merusak target utama dalam proyek mandiri ini, yaitu melatih kecepatan dalam membuat produk proyek komik atau gambar. Baru-baru saat ini saya mulai memikirkan konsekuensi jika proyek mandiri ini tidak tertuntaskan dengan cepat, tidak terasa sudah mendekati bulan terakhir proyek mandiri, waktu tidak terasa terbuang-buang oleh karena asumsi pengerjaan proyek mandiri. Setelah menyadari permasalahan ini, saya mencoba untuk lebih bertanggung jawab dan berpikir realistis dalam pengerjaan proyek, solusinya adalah, menyiapkan jadwal menggambar dalam “Google Calender”, setidaknya membuat 1 halaman komik dalam 1 hari, sisanya hari-hari terakhir proyek mandiri digunakan untuk tahap finalisasi.

 Secara kesimpulannya, asumsi itu adalah sebuah perusak, menjatuhkan semua pemikiran realistis, berasumsi itu seakan berjudi, karena kita tidak akan tahu hasil apa yang didapatkan, berakhir dengan berspekulasi, contohnya dalam jadwal pengerjaan, karena kita tidak akan tahu beberapa banyak energi yang tersisa atau digunakan dalam setiap proses pengerjaan tugas. Berasumsi tentu boleh dilakukan, bisa dijadikan patokan atau standar saja, tetapi kurang lebih harus dipilah dan digunakan secara bijak, karena asumsi hanya berfungsi dalam kondisi-kondisi tertentu saja. Dilanjut dengan pengalaman saya, asumsi hanya memberikan jawaban terburuk, apalagi jika kita mempunyai permasalahan lain seperti distraksi, bebannya digandakan, menjatuhkan mental dan motivasi pengerjaan proyek, sehingga berakhir dalam momen dimana kita “overthinking”, dan “postponed”.