Sabtu kemarin saya mendapat pesan WA dari Kak Andy. Sebuah tantangan. Wah ternyata yang dapat tantangan bukan cuma anak-anak tapi orang tuanya juga dapat. Keren kan sekolah mana yang seperti ini, orang tua dapat ikut belajar bersama. Bahasa gaulnya buy 1 get 3. Bayar SPP untuk 1 anak tapi kedua orang tuanya juga dapat kesempatan belajar. Terima kasih motivasinya Kak Andy!
Sebenarnya cukup sederhana tantangannya itu menulis. Tapi setelah dipikir-pikir kapan terakhir saya menulis? Sepertinya menulis hanya sebatas mengerjakan tugas kuliah saja, bukan menulis cerita sehari-hari. Berbicara pada diri sendiri monolog dalam otak sudah sering, ngobrol dengan orang lain mengutarakan isi pikiran juga sering, tapi ternyata menuliskan narasi seperti ini lain soal, butuh effort.
Tapi Kak Andy kemudian memberikan tips "jangan banyak mikir". Oh tentu malah semakin kepikiran mau menulis apa. Kemudian timbul pertanyaan "Mengapa menulis itu sulit?"
Lalu bepikirlah otak ini yang sudah lama tidur untuk bekerja. Untuk menulis kita perlu belajar merangkai kata agar pemahaman kita dapat tersampaikan dengan jelas.
Ternyata secara teori pun begitu menulis perlu proses berpikir yang lebih mendalam, menyusun kalimat yang terstruktur, mencari kata yang sesuai dan lainnya. Kompleks ya pantas kita lebih suka ngobrol saja daripada menulis hehe
Lebih serius lagi jika dilihat dari segi ilmiah, mulai berpikir sampai menjadi sebuah tulisan melibatkan berbagai bagian otak kita mulai dari menerima informasi lalu menyusun ide, kemudian menghubungkan dengan memori jangka panjang, selanjutnya menyusun konsep dan mengungkapkan ide di area bahasa. Belum selesai sampai disitu kemudian otak kita akan mengirim sinyal pada otot untuk mulai menulis. Panjang juga ya prosesnya. Tapi semakin kita menggunakan banyak bagian otak semakin terlatih otak kita.
Ditengah kesibukan ayo kita belajar lagi menulis!
Waah. Terima kasih atas postingan pertamanya, esai pecah telor dari Sanya. Semoga berlanjut ke tulisan berikutnya. ☝🏼🙏🏼