Waktu bagiku memiliki misteri sendiri, ia seperti bergerak tanpa batas. Disatu sisi saat geliat manusia baru saja dimulai, membuka hari. Di sisi lainnya sedang meredup, menenggelamkan mentari di garis cakrawala. Tak hanya itu, rasanya setiap orang meski bergerak dengan jatah yang sama, duapuluhempat jam, nyatanya tetap akan berada dalam relativitas. 

Aku sering memikirkan ini; disaat aku ingin melambatkan hari, tetiba segalanya bergerak cepat. Pun sebaliknya saat aku ingin segalanya cepat berlalu, maka yang terasa begitu lambat. Dan, lucu rasanya setiap kali mendapatkan apa yang tidak diharapkan. Seperti memenangkan lotere, hidup selalu memberi kejutan yang tak pernah diduga sebelumnya. 

Aku juga sempat heran, kenapa ada yang senang sekali memakai kalimat "Setiap orang punya waktunya sendiri-sendiri", seolah jatah waktu akan berbeda tergantung kamu siapa. Tapi aku setuju kalau waktu bisa membuat manusia asik sendiri di dalam "dunia"nya. Meski aku pribadi butuh keberanian untuk dapat menyelami itu. Sebab, jika tidak begitu kurasa malah akan terjebak di lingkaran yang sama, berputar-putar seperti loop. Sementara di dalam otakku sangat yakin untuk bisa menemukan yang dibutuhkan hanyalah sebuah jalan kecil, celah diantaranya untuk mengeluarkanmu sejenak dari lingkaran itu. 

Pertanyaannya kenapa perlu keluar? Ini cuma soal sudut pandang, terutama aku yang merasa perlu berada di lebih dari satu sudut pandang untuk memahami satu masalah. Karena hanya dengan cara itulah aku bisa memahami urutan, situasi, keterhubungan, serta alasan yang membuatku memilih. Ya, tidak menjadikan semua serba mudah juga sih. Setidaknya aku mengerti mana yang masih dalam kendaliku dan mana yang diluar kendaliku. 

Dan waktu, sama sekali diluar jangkauanku. Percaya tidak kalau kubilang waktu tak punya batasan? Seperti saat waktu terasa berhenti tetapi dunia tetap bergerak? Atau pada hal-hal yang terasa terus selalu ada seperti waktu tak pernah menyentuhnya? 

Kemarin aku menemukannya, saat mengobrol dengan seorang yang pernah hadir di kelasku menjadi anak paling bersemangat meski berkali-kali kutolak usulannya, berkali-kali gagal menyelesaikannya. Seperti waktu tak pernah mengubah dirinya, ia tetap memiliki semangat yang kukenal pertama kali. Dan setelah tiga tahun berlalu, kembali aku nememukan semangat-semangat baru seperti dirinya. Kali ini, waktu mengembalikan rasa percayaku, harapan besarku pada sejuta kehangatan yang dimulai dengan kata "Haiii...", energinya seolah menembus ruang dan waktu, dan aku senang mengetahui hal itu.  

📸 Pinjam dari sini