"Ada yang dengan sengaja ditumpulkan, atas nama menjaga dan tak menyakiti yang lain. Pertanyaannya, menjaga siapa? Tak menyakiti siapa?"
Hari ini saya mampir ke sebuah tempat makan, lantas duduk di kursi yang di belakangnya tepat ditanami kaktus yang sangat besar. Awalnya saya tak menyadari ada yang berbeda dari kaktus ini, saya bersandar dan tidak merasa apapun. Saat saya menoleh ke belakang, saya melihat duri-duri kaktus sudah habis terpotong. Kemudian saya menyadari, "Ohhh pantesan dari tadi enggak ada yang nyucuk-nyucuk." ungkap saya dalam hati
Lantas, kembali timbul pertanyaan. "Saya enggak sakit sih, tapi kaktusnya kasian. Pasti dia yang kesakitan, bagian tubuhnya dengan sengaja ditumpulkan, agar "sesuai" dengan kebutuhan dan tak menyakiti orang lain." lanjut batin saya.
Seketika juga terlontar banyak pertanyaan sekaligus pengingat. Apakah anak-anak seperti kaktus ini? siapa yang memilih menjadi media tanam yang baik untuk mereka? Atau adakah yang justru memilih menjadi mesin pemotong? Yang mencukur habis duri-duri tajam dengan segudang manfaatnya, sekaligus membawa ciri dari masing-masing kaktus? Lantas adakah yang memilih menjadi pemegang mesin potong itu? Kali ini kita memilih jadi apa, ya? jangan-jangan kita mengatasnamakan kebaikan bersama, namun lagi-lagi untuk kepuasan sendiri.
"Ada yang dengan sengaja ditumpulkan, atas nama menjaga dan tak menyakiti yang lain. Pertanyaannya, menjaga siapa? Tak menyakiti siapa?" kembali menggema dalam hati saya.