Pelan-pelan terdiam, usai membereskan semua tugas dapur, aku duduk selonjoran mulai mengetik perlahan. Teringat pertanyaan Aileen minggu lalu soal bernapas yang baik, aku pun jadi memanjangkan napas dan coba merasakan dari mana harus kumulai jawabannya.
Melambat, rasanya sama seperti saat mau menulis, kita pun bisa mulai dari sana juga. Keberadaan sebuah jeda akan membuat tubuh secara otomatis bernapas lebih panjang.
Lalu adanya niat, sebuah intensi akan selalu jadi benih yang memerintah otak, sehingga tubuh pun perlahan mulai menyelaras dengan intensinya. Bahkan sebuah intensi juga bisa jadi seperti sinyal pemanggil ke arah semesta hingga hal-hal yang selaras dengan intensi itu perlahan pun terlihat satu demi satu.
Selanjutnya adalah perkenalan. Seperti halnya saat mengajak seseorang berkencan, layaknya diawali dengan adanya perhatian, lalu mulai sering mengamati hingga lama-lama berkenalan dan terus kian akrab. Jadi amati saja napasnya. Kenali terlebih dulu seperti apa rupa dan rasa dari tarikan maupun embusan napasnya.
Lalu pahami bahwa tarikan dan embusan adalah dualitas yang saling melengkapi seperti yang dan yin. Keduanya memiliki peran untuk sebuah keseimbangan. Keduanya sama-sama memiliki fungsi penting yang pasti berbeda namun berpengaruh satu sama lain.
Setelah menyadari itu, lalu perhatikan apa saja yang bisa kita tangkap sendiri dari pengamatan atas napasnya? Apa saja yang kemudian muncul menjadi pernyataan maupun pertanyaan di kepala kita lewat rupa dan rasa atau sensasi yang muncul dari napasnya?
Misalnya, apakah napas kita sudah cukup seimbang antara tarikan dan embusannya? Apakah kekuatannya berimbang? Ataukah mungkin embusannya yang lebih kurang bertenaga, cenderung seperti menghilang dan sulit untuk mengembus napas lebih panjang?Semakin sering kita mengamati akan semakin banyak yang bisa kita temukan.
Pernapasan bisa berlangsung melalui dua cara, secara otomatis dan dengan kesadaran. Berbeda dengan jantung yang bekerja secara otomatis saja dan selalu berdetak dengan sendirinya, paru-paru dapat mengembang dan mengempis oleh karena kerja otot-otot yang menempel di sekelilingnya untuk menarik dan mendorong selubung paru-paru sehingga ia bisa menghisap udara masuk dan melepas udara keluar.
Adanya pengaruh kerja dari otot inilah yang menjadi alasan mengapa daya mobilitas seseorang berpengaruh pada kualitas pernapasannya. Ini juga yang menjelaskan mengapa pola aktifitas tertentu akan sangat berpengaruh pada cara seseorang bernapas dan tentu kualitasnya pula.
Penjelasannya kurang lebih demikian, sebagai contoh misalnya seorang perenang yang sering bernapas dari mulut saat berenang. Otot pernapasan bagian atas yang sering terpakai bernapas saat berenang, menjadi dominan dalam membuat bukaan paru-paru, sehingga dominasi itu mengurangi kemampuan otot lainnya yang lebih jarang dipakai. Oleh karena itu, dalam keadaan aktivitas normal pun paru-parunya jadi cenderung lebih aktif di bagian atas dibanding bagian lainnya. Padahal sejatinya paru-paru bisa mengembang ke segala arah seperti bola.
Setiap orang memiliki pola spesifik seperti jejak. Jadi tak hanya aktifitas digital yang punya jejak digital, pola aktifitas pun meninggalkan jejak pada tubuh, sehingga kecenderungan cara bernapas seseorang pun dapat dibaca dari pola aktifitasnya.
Untuk itulah sebenarnya mengapa kita perlu break, perlu melakukan hal lain selain yang sering kita lakukan. Melakukan hal yang tidak biasa kita lakukan. Bahkan sesederhana menggosok gigi dengan tangan kiri pun bisa jadi sebuah benih yang men- trigger otak untuk re-balance.
Waaaah.... Senangnyaaa... 💞Begitu ngintip ke ririungan mendadak udah ada blog tentang bernafas dari ci Yuli... 🤭💃🥰 terima kasih banyak loh ci untuk penjelasannya. 🙏 cara bernafas ini masih perlu saya pahami dan resapi lg pelan2. 🤭 Nanti bisa langsung dicoba dipraktekan pada saat sesi meditasi pagi nih.
Sama-sama Aileen.. Banyak yang akan terbahas berkaitan dengan napas, supaya bisa paham secara menyeluruh aku coba kupas sedikit-sedikit ya. Latihannya mulai dari mengamati napas dulu. Knowledge yang aku bagi disini semoga membantu untuk bisa melihat napas secara lebih utuh Dibandingkan langsung latihan teknik seperti menghitung napas dsb. Kalau latihannya di kelas aku juga seperti ini kurang lebihnya. Jadi silakan aja kalau ada pertanyaan ya. Itu malah jadi feedback yang memudahkan aku buat nulis lagi 😁 Thank you Aileen atas trigger-nya 🙏🏼❤