AES 0115 Sampai ke
Flavius
Thursday January 9 2025, 12:54 AM
AES 0115 Sampai ke

Walau rasanya ingin nangis tapi aku berusaha untuk tetap positif dengan bercanda dan tertawa.

Kami beristirahat sekitar 10 menit, kondisi badanku juga membaik. Setelah melihat kondisi, dan memastikan bahwa aku baik-baik saja akhirnya kami mulai jalan lagi dengan perlahan. Walau progress kami seperti siput lambat, tapi sedikit-sedikit namun pasti kami menanjak dibantu oleh Adrien yang tidak terkira ternyata kuat banget. Setiap kali kami lelah langsung berhenti tidak memaksa akhirnya sampai di pos 1, karena sudah pegal Yanuar langsung duduk di akar pohon lalu tiba-tiba teriak "EEEWWWWWW!" sambil mengibas tangan kanannya. Ternyata Yanuar memegang tai HAHAH, sambil mencium tangannya, ia mengekespresikan rasa syukurnya tidak mempejet terlalu keras. Aduh, kami tertawa sampai kehabisan nafas, ada-ada aja kelakuan Yanuar, bahkan kelakuannya mencium tangannya membuat aku hampir muntah yang kedua kalinya.

Hectic sekali kami naik gunung, ada aja kejadian ini itu. Namun hal-hal kocak itulah salah satu faktor yang selalu menyemangati kami. Tidak terasa 4 jam berlalu akhirnya kami sampai di puncak Gunung Burangrang melalui keempat pos, jalan yang kanan kirinya jurang, dan embun yang luar biasa kebul. Terlena, tiba-tiba lagi santai menikmati pemandangan hujan deras datang menyerbu. Aku panik langsung memasang flysheet tanpa banyak mengajari teknik-teknik masangnya kepada Adrien dan Yanuar, padahal aku sudah semangat ingin mengajari mereka. 

Kami cukup beruntung menemukan liang tungku di sisi camp kami, jadi tidak perlu menggali lagi seperti rencana awalku. Aku sudah terbiasa camping menggunakan bivak tanpa tenda, saking sudah terbiasanya aku memutuskan untuk tidak membawa tenda yang cukup berat dibanding flysheet. Keputusan tidak membawa tenda cukup ringan bagiku karena aku sudah sangat percaya diri dalam skill membangun bivak yang baik dan nyaman. Alhasil karena panik bivak kami merembes air hujan membuat punggung kami lembab. Setelah sedikit marah menyuruh Adrien memasukan barang penting penghangat ke kresek, kami beberes merapikan barang-barang dan membuat makan malam spaghetti bolongnese. Sebelum tidur aku sempat keluar bivak dengan poncho untuk menegangkan beberapa tali dan pasak, menutup pintu dengan poncho, menyalakan tungku penghangat dan mengganti pakaian.

Malam itu luar biasa, kami bertiga bercanda mengobrol bermain sampai bdd (bagian deeptalk deeptalk). Banyak rahasia kocak yang terungkap hahaha, rahasia aku, rahasia Yanuar, sama rahasia Adrien, sambil cerita-cerita kocak deh wkakw. Malam itu aku tidur nyaman, terbangun sekali karena merosot sleeping bagnya, kalo Yanuar sama Adrien mah gabisa tidur abisnya kalo Yanuar minum kopi jam 11-an terus alasannya berisik hahaha, kalo Adrien alasannya karena maunya ngobrol sama dingin kakinya kepanjangan kena tanah.

Part ketiga cerita turun gunung sama sedikit berbagi pandangan di ~ AES 116 Flavi