Menurutku pribadi, sosok Tuhan dalam kehidupan adalah yang sangat penting, bahkan paling penting, melebihi hal-hal lain. Seperti yang orang-orang suka bilang. Namun, kenyataannya tidak selalu begitu. Ada ada saja, hal-hal yang kurasa bisa 'melanggar' dan keluar jalur dari prinsip yang sudah dikatakan.
Seberapa penting sih, hubungan antara kita dan seorang Tuhan? Bagiku pribadi, ada beberapa dampak yang muncul setelah mengenal siapa Tuhan-ku lebih lanjut, terutama saat dihadapi dengan masalah. Masalah seperti apa yang kuhadapi, banyak pengalamannya. Suatu hari, aku sedang santai di masa liburan sejenak, ketika tiba-tiba aku teringat akan tugasku yang cukup padat dan banyak jumlahnya. Dari yang tadinya santai dan senang, tiba-tiba pikirannya kacau dan terbebankan. Karena aku kotar katir dan sulit mengendalikan pikiran, akhirnya aku jadi kesal sendiri. Saat itu, tidak mungkin aku berpikir bahwa semua ini baik.
Ketika aku kesal, tidak ada pikiran yang mudah diatasi, semuanya berantakan dan tidak runut. Otomatis karena pikirannya negatif, dampaknya buruk. Namun, saat itu tiba-tiba aku disadarkan, semua ini hanyalah cobaan dan bentuk tantangan yang Tuhan berikan tanpa kebetulan. Dari sana, aku bisa berpikir secara positif dan akhirnya, lebih mudah dari yang awal diekspektasikan.
Ketika ada suatu batasan/maksimal yang berhasil ditembus, itu adalah sebuah perkembangan. 'Sibuk' versi Kelas 9 aku, 'Sibuk' ala versi K11 semester 1 aku, dan sibuk ala K11 semester 2-ku berbeda. Saat K9, 'sibuk' menurutku adalah sibuk dalam satu hal tertentu yang melelahkan pikiran (misalnya laporan proyek) meskipun aku masih bisa menunda-nunda dan menyempatkan waktu untuk main game (saat itu). Semester lalu, kesibukanku adalah mengedit video, tanpa terdistraksi. Meskipun memakan waktu yang lama dan tanpa terdistraksi, menurutku mengedit suatu video itu sibuk, lama, merepotkan. Saat ini, versi sibuk aku adalah mengenai pengaturan waktu, karena ada beberapa prioritas (minimal 5) yang perlu kukerjakan dalam saat tertentu. Entah itu rutinitas, les, pertemuan dengan komunitas luar sekolah, bahkan workshop yang aku ikuti mengenai teknik informatika.
Sekolah saja udah aku anggap sibuk di semester lalu. Di semester ini semuanya menuju level yang berbeda, aku ditantang untuk mengelola waktu dan tidak menganggur. Kadang aku beneran capek pikiran, kadang puas, kadang ada yang terlupakan. Namun semua ini termasuk dalam perkembangan.
Semakin lama, aku semakin bersyukur atas waktu liburan yang akan dan sudah menanti di masa lalu, karena kelihatannya, aku sangat membutuhkannya.