AES 12 - DIG
Jeremia Manurung
Monday August 9 2021, 10:48 PM
AES 12 - DIG

Ya, lagi-lagi saya harus berusaha mencari cara untuk tidak menyerah oleh rasa lelah dan kantuk. Lagi-lagi juga, cara itu hadir dalam bentuk cerita sebuah lagu.

Kali ini saya mencoba membagikan sebuah lagu yang buat saya sangat romantis tanpa banyak obral kata I love you, I miss you, atau kata romantis generik lainnya. Lagu ini berjudul Dig dari Incubus. Mari kita lihat liriknya:  

"
We all have a sickness
Cleverly attaches and multiplies
No matter how we try

So when sickness turns my ego up
I know you’ll act like a clever medicine

If I turn into another
Dig me up from under what is covering
the better part of me
Sing this song
Remind me that we’ll always have each other
When everything else is gone    
"

Lagu ini pertama saya dengar ketika saya masih seorang remaja. Ketika saya menganggap cinta itu adalah tentang seberapa sering kita bilang I love you dan I miss you atau tentang seberapa sering kita memikirkan pasangan, jalan bersama, atau ekspresi fisik lainnya. Kalau kita pikirkan, ujung dari hal-hal diatas adalah tentang kebahagiaan kita saja. Seringkali rindu itu bukan tentang cinta, tapi tentang kekosongan yang ada pada diri yang tidak bisa independen.

Setelah mendengarkan lagu ini, saya dibukakan pada sebuah cara pandang bahwa salah satu cara terbaik menyangi pasangan adalah dengan menghargai dan menghormati individualitas pasangan kita. Menganggap dia adalah orang yang independen, punya hidup sendiri, dan punya pekembangan diri yang perlu kita bersamai. Setelah saat itu, menyangi bagi saya adalah sama dengan membantu pasangan kita menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri. 

Kita semua, termasuk pasangan kita, punya weakness atau sickness yang menempel secara inheren. Terkadang sekeras apapun kita berusaha melepaskannya, mereka seperti selalu bisa menempel terus. Kita juga punya ego yang bila dicampur dengan sickness atau weakness tadi, akan jadi formula ledakan emosi yang sangat bisa meenghancurkan koneksi kita dengan pasangan. 

Tapi sebagai pasangan, kita harus tahu, ketika pasangan kita sedang dalam versi yang seperti itu, kita harus mau bertindak sebagai  clever medicine. Ketika pasanagan kita sedang dalam versi terburuknya, disitulah kita harus mau sedikit bersusah payah untuk menggali lapisan yang sedang menyelimutinya dan menemukan kembali versi terbaik dirinya. 

Terakhir, sebagaimana digambarkan di ujung lagu, ketika kita tidak memiliki apapun lagi, kita masih memiliki pasangan kita. Karena kita tahu bahwa satu sama lain sudah rela dan mau berusaha untuk membantu menemukan versi terbaik dari diri masing-masing.

You May Also Like