image credit: https://guide.michelin.com/en/article/dining-out/what-is-wok-hei
Hari ini saya dalam rangka bersantai membuka youtube dan mencari-cari hiburan ringan untuk meregangkan kaki dan menghela napas. Ketika sedang berkelana di kolom rekomendasi, ada satu video yang menarik perhatianku. Judulnya sederhana, hanya My Art Journey. Tapi hari ini itu cukup untuk membawa saya berkunjung dan melihat videonya.
Saya tahu kreator yang posting video tersebut. Dia biasanya membuat konten gaming seperti editan let’s play video atau highlights dari sebuah sesi permainan. Tapi di video ini dia mencoba hal baru. Dia tiba-tiba mencoba menggambar. Yes, menggambar. Spesifiknya menggambar dengan gaya anime-sque.
This is quite outta the left field, chief, batin saya. Tapi kemudian sambil bercerita, dia menunjukkan gambar-gambarnya yang dari dia mulai gambar tiga sampai empat bulan lalu, hingga sampai saat dia membuat videonya. Gambar pertamanya….seperti yang saya harapkan dari gambar pertama seorang anak yang baru masuk SD. Tapi dia tidak malu menunjukkan itu semua (dia punya akun twitter, dan dia post semua gambarnya dari awal hingga sekarang), dan sekarang gambarnya sudah jauh lebih bagus dari kemarin. "Wadaw, hebat betul gambar dia sekarang" batin saya setelah videonya selesai
Ini mengingatkan saya kepada apa saja yang saya sudah pelajari. Saya waktu baru selesai sekolah sarjana, boro-boro tumis sayur. Masak aer buat mandi aja pancinya gosong. Sekarang saya menari dengan rasa, dan punya banyak jurus jitu mengubah bahan mentah menjadi barang lezat yang orang cari. Itu pun bukan tanpa perjuangan. Sudah berapa piring masakan saya bumbu darah dan air mata karena belum menyatu antara tangan dengan pisau. Sudah berapa kali juga tangan saya kecipratan minyak panas karena tahu putih yang saya goreng masih berontak di wajan. Kalau dulu saya langsung menyerah saja, ga akan pernah mami bilang “mas, masakin ibu nasi goreng dong”.
Learning is a journey indeed, so there is no shame in taking detours. Who knows what we'll find?