AES151 Kembali ke Alam Mimpi...
Andy Sutioso
Tuesday October 12 2021, 9:01 PM
AES151 Kembali ke Alam Mimpi...

Setelah beres dengan berbagai kegiatan yang sifatnya administratif, saya berusaha mengembalikan fokus saya ke dunia nyata. Bagi saya salah satunya adalah dengan kembali ke 'alam mimpi'. Kalaupun tidak bisa disebut alam mimpi, bolehlah disebut angan-angan. Ya, dunia nyata bagi saya salah satunya adalah alam mimpi. Dulu Semi Palar juga sebatas angan-angan. Dan setelah sekolah ini terwujud, kembali muncul berbagai angan-angan baru, mimpi baru. 

Menariknya, angan-angan ini ternyata juga angan-angan atau keinginan banyak warga Smipa. Cukup banyak warga Smipa yang menuliskan tentang keinginan untuk pindah ke desa. 

Dalam situasi pandemi, sepertinya ini bukan hal yang terlalu aneh ya. Karena di kota, sepertinya kita jauh lebih terpenjara daripada hidup di desa, tempat yang populasinya lebih sedikit, dan alamnya lebih terbuka. Tentunya lebih sehat pula, karena udaranya lebih bersih, airnya lebih jernih, sinar matahari berlimpah, kita bisa lebih banyak bergerak dan lain sebagainya. 

Sebelum sampai ke sini, mimpi Smipa adalah KPB - yang sudah terwujud beberapa tahun lalu. Setelahnya mimpi baru muncul yang kita sebut PhD (Pengen Hidup di Desa). Kenapa Hidup di Desa? Karena kehidupan yang holistik bisa kita temukan di desa - dalam suasana yang lebih dekat dengan alam dan interaksi sosial yang jauh lebih dekat satu sama lain. Hal lain yang bisa kita dapatkan di desa adalah ritme kehidupan yang lebih selaras dengan alam. Berbeda halnya dengan di kota di mana kita serba terburu-buru dan terus merasa bahwa kita harus berkejaran dengan waktu. 

Berbekal pengalaman tinggal beberapa hari di Bumi Langit Institute - Imogiri dan di Desa Kandangan Temanggung, saya memimpikan sebuah sekolah di pedesaan. Dibangun dengan bahan-bahan bangunan sederhana yang alamiah, yang mengalirkan udara segara dan cahaya matahari ke dalam ruangan. Bangunan ini terletak di tempat yang asri - hijau, dekat dengan gemericik air dan ada di bawah naungan pepohonan. Dengan mudah kita semua bersentuhan dengan rerumputan, pepohonan dan air yang jernih. Tempat di mana kita bisa melaksanakan waktu hening di atas hamparan rumput yang hijau. 

Pagi-pagi kita semua bergiat di kebun tempat sumber pangan kita tumbuhkan. Siang harinya kita memasak makan siang di dapur umum dan makan bersama. Sore hari kita habiskan mengeksplorasi lingkungan sekitar, membaca, menulis, atau membuat karya di bengkel kreasi. Malam hari ditutup dengan api unggun atau duduk berbincang di bawah naungan ribuan bintang. Mudah-mudahan terbayang suasananya dan bagaimana kehidupan kita bisa berjalan dalam harmoni dengan alam semesta. Mudah-mudahan juga suatu waktu kita bisa sampai ke sana...