AES125 Antara Estetika dan Etika
Andy Sutioso
Thursday September 16 2021, 10:43 PM
AES125 Antara Estetika dan Etika

Beberapa tahun lalu, saya hadir di sebuah forum bincang di kediaman kang Yoyon almarhum (pendiri Actors Unlimited). Satu dari sedikit seniman Bandung, tokoh teater yang saya kenal. Saat itu hadir juga beberapa seniman dan budayawan. Saya beruntung bisa hadir di sana. Selalu menarik berbincang dengan mereka karena sudut pandang dan cara berpikir yang berbeda dalam memandang segala sesuatu. 

Hadir juga dalam pertemuan itu seniman lukis Jeihan Sukmantoro. Pelukis terkenal - yang konon kanvas kosongnya saja sudah dibayar para kolektornya dengan harga sepuluh juta rupiah. Ya begitulah hidup seniman sejauh yang saya kenali, proses yang sangat panjang sampai karya-karyanya bisa dihargai sangat mahal. Tapi di sisi lain banyak juga seniman yang hidupnya sangat sulit. 

Satu hal penting yang saya catat dari pertemuan itu adalah apa yang disampaikan Jeihan. Dia bilang bahwa Etika itu munculnya dari Estetika, dari keindahan. Kata-kata beliau spontan terrekam dalam benak saya. Ingatan saya nyambung  dengan apa yang disampaikan Abah Iwan Abdurachman - bahwa manusia yang dekat dengan alam - cenderung rendah hati. Saya kira karena keindahan adalah salah satu hal yang dengan mudah kita saksikan di alam. Bagaimana menjelaskannya? Nah ini yang sepertinya sulit dijelaskan karena hal-hal ini berada di ranah Nurani, ranah kepekaan dan kesadaran manusia, sesuatu yang di luar jangkauan pikiran dan nalar. Keindahan memang tidak pernah bisa diukur - dia hanya bisa dirasakan dan dihayati.

Kenapa kemudian menjadi sangat penting dalam proses pendidikan anak-anak kita untuk memapar mereka sebanyak mungkin ke berbagai pengalaman estetis, termasuk di dalamnya melihat dan mengalami kebajikan, agar pengalaman estetika menumbuhkan etika dalam diri mereka. Etika dalam hal ini bisa dipandang sebagai sebuah penghormatan, penghargaan yang mendalam (reverence) terhadap segala sesuatu di luar diri seseorang - karena ada sesuatu yang sakral yang hadir di segala sesuatu di alam semesta ini. Salam.  

Photo by S Migaj on Unsplash