Sejak mengenal yang namanya “furry art”, saya menjadi penasaran dengan logika dan proses dalam menggambarnya, berawal dari melihat beberapa contoh gambarnya, hingga mencoba meriset nama jenis karyanya, jenis karya ini sudah sering saya lihat sejak dulu kala, tetapi tanpa mengenali nama aslinya. Sebelum mengenalnya, saya berawal dengan menggambar biasa, dari berbagai gambaran manusia, kendaraan, dan berbagai teknologi mesin dan robot, di masa-masa ini saya anggap sebagai tahun-tahun kekosongan, kebanyakan gambar yang saya buat, hanya ditujukan berbasis kesenangan saja, tanpa melihat potensi besarnya. Semua gambar dibuat secara konvensional, menggunakan pensil dan penghapus, tetapi saya lebih sering menggambar memakai bolpen dan pena gambar bewarna hitam, kegiatan menggambar ini biasanya dilakukan selama di sekolah saja, diluar sekolah, saya tidak melakukannya sama sekali, penerapan gambar bagi saya adalah “menggambar untuk melepas kebosanan”, buka prinsip untuk menjunjung atau melatih minat menggambar, meskipun itu, perubahan dan proses perkembangan dapat dilihat dari gambar sejak SD kelas 1 sampai SMP kelas 1, di antara periode ini saya tidak mengenal gambar “furry”.
Tepat pada pertengahan semester 1 di SMP kelas 1, saya mulai menemukan gambar “furry art”, biasanya tergambarkan beberapa karakter hewan anthropomorfik. Karena rasa penasaran dan karena saya menyukai objek gambarnya, maka saya tekunkan untuk melatih keahlian ini, sebelumnya di awal kelas 7 dimana saya mulai hilang motivasi, dengan ditemukannya “furry art”, saya kembali termotivasi untuk menggambar, memakan waktu yang cukup lama dari berbagai proses latihan, yang di awalnya saya kesulitan untuk menggambar pose dan anatomi karakternya, hingga tahun 2021 ini, dimana saya sudah menginjak dalam dunia gambar digital dan beberapa jenis “art style” dalam menggambar karakter hewannya.
Tetapi baru-baru sekarang muncul sebuah pertanyaan, dari semua pengalaman saya menggambar dan melihat dari sisi kultur “furry”, nama ini bukanlah sebuah genre gambar, melainkan sebuah kultur yang terdiri dari orang-orang yang menganggap dirinya sebagai “furry”, menyukai, terobesesi dengan hewan anthropomorfik. Tetapi objek gambar hewan anthropomorfiknya sendiri bisa menjadi bahasan lain, karena ini adalah sebuah objek atau kategori gambar, contoh Disney yang menggambarkan karakter filmnya dengan hewan anthropomorfik, seperti Bambi, robin hood, kartun tahun 90-an, seperti Rocko’s Modern life, BNA, atau pun Odd Taxi, kebanyakan kartun ini mempunyai karakter hewan yang berbicara, sisanya ada yang terlihat seperti hewan asli, dengan fitur muka yang lebih hidup, ada juga yang menggunakan karakter dengan badan “humanoid”, dengan kepala plus fitur berbicara. Yang berbeda adalah penggunaanya untuk menggambarkan karakteristik atau sifat seseorang, maka dipilihlah hewan anthropomorfik, bagi saya sendiri, lebih suka dengan detail dan bentuk atau variasi cara orang-orang menggambarnya dengan “artstyle” yang unik, beberapanya semi realistis, realistis, sangat realistis, dan “cartoonic”.