Semasa sekolah di SMP, saya kerap malas pergi ke sekolah karena harus bertemu guru-guru membosankan yang hanya duduk di kursi mereka, membuka buku, dan membacakan nama-nama menteri kabinet yang harus dihafalkan. Anak-anak yang berhasil menghafal paling banyak, otomatis mendapat nilai paling tinggi. Atau guru-guru galak yang langkah kakinya saja membuat ruangan tegang. Belum lagi saat beliau menjelaskan dengan cepat namun kurang tepat, hingga dahi berkerut dan tentunya tak ada yang dipahami. Apalagi karena berada di SMP favorit, yang seolah-olah memaksa anak-anak untuk bersaing jadi yang paling pertama, hingga lupa hal-hal yang utama. Penyemangat berangkat sekolah tentunya hanya karena ada teman-teman untuk bermain sepuasanya dibawah terik matahari, bernyanyi di bawah pohon cemara besar depan kelas, pulang berlarian tanpa menggunakan alas kaki, dan Mang Ujang penjaga kantin kesayangan. Mungkin dia satu-satunya orang dewasa di sekolah yang paling banyak penggemarnya. Dia selalu hadir dengan senyum ramah, membuka percakapan dengan tulus, dan mendengarkan cerita siapa saja dengan sabar sambil merebus mie instan, ataupun membuat minuman kemasan lengkap dengan es batu.

Saya lebih senang saat SMA, karena saya bukan berada di sekolah anak-anak "pintar". Semua terasa lebih bebas, meski awalnya terkesan aur-auran di bandingkan saat SMP hahahaha.Tapi saya melihat ruang-ruang belajar lebih banyak yang terbuka. Ruang untuk mengutarakan pendapat dengan lebih bebas tanpa takut salah, ruang untuk mencoba lebih beragam, ruang untuk berkenalan dengan teman-teman yang tentunya mengajarkan banyak hal yang lebih beragam pula. Mulai dari latar belakang, kesukaannya, hobi, dan lainnya. Hal-hal mengajarkan saya untuk melihat, semua tak meski tersusun dalam sebuah keseragaman lantas dibandingkan untuk menjadi lebih unggul. Tapi melihat segala perbedaan untuk menjadikannya keunggulan dalam sudut pandang.

Meski saya kurang suka pergi ke sekolah, tapi saya selalu suka belajar. Saya senang mencari tahu hal-hal baru dibandingkan diminta untuk mengingat banyak hal. Saya senang mencari jalan keluar untuk menyelesaikan soal matematika, dibandingkan harus menghafalkan rumus-rumus yang sudah ada. Saya senang mencoba hal baru dan menikmati segala ketidaktahuan dibandingkan dijejali dengan banyak informasi untuk saya ingat dengan terpaksa. Bagi saya itu lebih hidup, dengan bebas dan merdeka, namun tetap bertumbuh. Hal ini terbawa sampai saya sekarang, saya selalu suka mencoba hal-hal baru, menikmati ketidaktahuan, lantas terkagum-kagum dalam rasa yang hadir setelahnya. Jika sedang merasa tidak baik-baik saja, saya selalu bilang ke Mamat. "Mat, kayanya kita udah lama deh enggak belajar" hahahaha

Kemarin kami Kakak-kakak KBTK melakukan hari belajar Kakak bersama Kak Ine @innocentiaine. Saya selalu senang mengikuti hari belajar di sekolah. Bagi saya ini selalu jadi waktu yang menyenangkan untuk diri sendiri. Kembali belajar menjadi ruang untuk berbagi yang luar biasa. Berbagi informasi, berbagi energi, berbagi pengalaman, dan berbagi sudut pandang. Makna belajar bagi saya selalu lahir di setiap hari baru, di setiap petualangan baru, di setiap pertemuan baru, di setiap percakapan baru, dan di setiap langkah juga kesempatan baru. Hari belajar jadi hari yang menyenangkan untuk menerima semua pengetahuan yang selalu menjadi baru. Karena, rasanya tak ada pengetahuan yang sudah kita ketahui. Sekalipun kita pernah berkenalan dengan itu, belajar di hari yang berbeda selalu membawa pengalaman yang berbeda.

Terima kasih sudah belajar bersama, mari bersama-sama merayakan hari belajar.