AES 158 To Let Go
joefelus
Thursday October 28 2021, 1:00 AM
AES 158  To  Let Go

Hari ke-3 saya tidak masuk kerja, ok tepatnya 2.5 hari karena Senin kemarin saya masuk 1/2 hari lalu pulang karena badan serasa kurang sehat. Pagi tadi begitu terjaga saya raih telepon dan menulis email ke Boss untuk ijin libur sehari lagi. Boss saya sangat baik, masih muda dan memiliki wajah mirip Celine Dion, bedanya dia tidak suka berhias dan suka pakai Jeans dan t-shirt, yang sebetulnya melanggar aturan pekerjaan yang seharusnya memakai baju "kantor". "Get a good rest, and if you are still not feeling well tomorrow, it's fine too" Maksudnya besok saya boleh bolos lagi hahaha.

Ya hari ini saya ingin beristirahat. Menikmati hari di dalam rumah. Di luar angin sangat besar yang kata ramalan cuaca sih lebih dari 20km/jam. Otomatis daun-daunan yang sudah mulai kering hari ini rontok semua. Alam bekerja sangat harmonis, karena katanya akan turun salju hari Minggu nanti, angin menyiapkan alam untuk menyambutnya dengan menggundulkan pepohonan. Pohon yang gundul tidak akan runtuh bila ditimbun salju, beda jika dedaunan masih rimbun, dahan-dahan pohon akan patah karena beban yang berat. 

Sambil beristirahat saya membaca essay milik teman-teman di AES salah satunya milik Bang Ahkam yang bercerita tentang film yang akhirnya saya tonton baru saja. Film ini ada kemiripan dengan film jadul yang dibintangi Warren Beatty, film tahun 1978 yang berjudul Heaven Can Wait. Bedanya film itu lebih ke drama komedi, sementara Meet Joe Black memiliki konsep yang jauh berbeda, begitu detail walau saya agak ragu apakah mungkin ada seorang manusia yang bisa sehebat itu dalam menghadapi kematian. Hmm.. kalau dipikir-pikir, ada juga! Kalau ingat buku Tuesdays With Morrie. Bagaimana Morrie mengajarkan kita untuk dapat menerima kematian. Buku itu juga mengajarkan bahwa "not letting go won't change anything" sama dengan di dialog dalam film Meet joe Black yang saya kutip ini, dikatakan oleh William Parrish yang diperankan oleh Anthony Hopkins,"It's hard to let go, isn't it?", "what can I tell you, that's life!" Ya, seperti kata Bang Ahkam, ini magical realism.  Film yang mengajarkan tentang cinta dan kehidupan, seperti salah satu kutipan yang juga dikatakan oleh Bill Parrish,"To make a journey and not fall deeply in love-well, you haven't lived a life at all!"  film ini  lumayan menyentuh persaan. It gives me chills and tears!

Ya, beberapa kali saya menulis esai di AES tentang akhir dari sesuatu yang baik. Melepaskan sesuatu yang kita sukai sangat sulit, menyakitkan dan sulit menghadapinya. Tulisan saya beberapa hari lalu saya akhiri dengan ini: "Do not cry because it is over but smile because it happened." Itu salah satu cara "to let go"  karena sekali lagi seperti Morrie katakan bahwa kita harus bisa melepaskan jika ingin berubah. Ya belajar tentang hidup bisa diperoleh di mana saja, bahkan buku dan film. Lumayan untuk mengisi waktu istirahat.***

admin
@admin   4 years ago
"Do not cry because it is over but smile because it happened." Keren sekali kalimat ini, Pak Jo. 🤓👍
joefelus
@joefelus   4 years ago
Iya Bang, saya dapat mungut, lupa dari mana tapi kata-kata ini nempel terus :)
Andy Sutioso
@kak-andy   4 years ago
keren ini.... duh sampe sudah ga terhitung berapa kali menuliskan kata keren di Ririungan ini... Terima kasih sudah berbagi teman-teman... 🙏🏼😊
You May Also Like