Melawan rasa lelah dan kantuk itu tidak mudah ternyata. Setelah kemarin saya berolahraga sangat giat, hari ini lebih memilih yang jauh lebih ringan. Program di Gym memang sangat menarik tapi saya pikir sebaiknya tubuh yang mulai renta ini butuh istirahat, jadi saya memilih pergi berenang selama 1 jam sepulang kerja.
Selesai berenang dan makan malam saya mulai memikirkan topik untuk menulis hari ini, tapi mata saya sangat berat dan tubuh begitu lunglai apalagi ditambah suhu yang begitu panas. Bayangkan hampir pukul 10 malam suhu udara masih 34 derajat, saya harus mandi berkali-kali agar tubuh menjadi sejuk hahahaha. Tapi niat belum pupus dan saya masih ingin menulis tentang hal yang saya alami beberapa hari ini.
Pekerjaan saya sekarang terpusat pada persiapan semester musim gugur yang akan dimulai akhir Agustus. Jadi tinggal 1 bulan lebih sedikit yang tersisa untuk mempersiapkan itu. Beberapa hari terakhir saya mulai membangun menu di system yang kami gunakan, tapi menu belum bisa dituntaskan jika semua resep yang akan disajikan belum siap. Jadi memang ini team work yang harus berjalan dengan baik. Untungnya saya mempunyai rekan yang juga sangat gesit seingga dalam beberapa hari terakhir ini semua lancar dan hari ini semua resep sudah siap, dan menu untuk siklus 6 minggu mulai bisa saya bangun. Dalam 2 hari saya sudah menyelesaikan 1,5 minggu. Masih ada 4,5 lagi yang harus saya bangun dan target saya adalah menyelesaikannya sebelum akhir pekan minggu depan karena saya akan pergi liburan.
Apa yang saya rasakan beberapa hari terakhir ini? Merasa berguna! Merasa berguna merupakan perasaan yang sangat memuaskan dan memberikan semacam perasaan bahwa kita berharga karena yang kita lakukan ternyata sangat membantu orang lain dan mereka menghargai jerih upaya yang sudah kita lakukan.
Ada memang saat-saat dimana ketika kita sudah berusaha sekuat tenaga tapi merasa kurang dihargai. Itu selalu terjadi dimanapun. Saya alami di hampir semua pekerjaan yang pernah saya geluti. Tapi seandaikan kita sedikit mindful dan aware, apapun yang kita lakukan sebetulnya selalu "berarti". Sesedikit apapun yang kita lakukan, akan tetap berguna. Kadang malah kehadiran kita saja, tanpa melakukan apa-apa, sudah sangat berarti bagi orang lain. Kalau teman-teman pernah mendengar ungkapan,"Beda rasanya jika tidak ada kamu!" Nah itu artinya kehadiran kita saja sudah membuat perbedaan.
Konsep dari kebergunaan tanpa kecuali (unconditional usefulness) itu berasal dari keyakinan bahwa setiap hal yang kita lakukan, setiap tindakan, keputusan, bahkan pikiran pasti menghasilkan perbedaan.
Ada teori Morphic Resonance yang merupakan teori yang diungkapkan oleh ahli biologi Rupert Sheldrake, mengatakan bahwa alam mempunyai memori yang inherent yang melampaui tempat dan waktu. Ketika seseorang atau sekelompok dari suatu spesies mempelajari kebiasaan baru atau ketrampilan baru, akan mempermudah individu lain atau kelompok lain untuk mempelajari kebiasaan atau ketrampilan itu, tidak masalah dimana kelompok itu berada. Fenomena semacam itu dapat diamati terjadi pada burung, mamalia dan tumbuhan dan dipercaya bahwa itu terjadi pada manusia juga karena kita merupakan bagian dari alam.
Nah teori semacam itu jika diterapkan pada diri sendiri seperti misalnya setiap kali kita mempelajari kebiasaan atau ketrampilan baru, termasuk misalnya kita belajar memperlakukan diri sendiri dengan baik, memaafkan dan menyayangi diri sendiri, akan mempermudah orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Saya sadari hal ini di pekerjaan beberapa hari terakhir ini. Dengan kesabaran saya membantu orang lain dalam melakukan pekerjaannya, akhirnya mendapat respon yang luar biasa. Saya tidak berusaha memaksakan diri untuk mempercepat proses pekerjaan. Hanya menawarkan bantuan lebih jika mereka mengalami kesulitan dan tiba-tiba segala sesuatu berubah dengan lancar. Entah apakah mereka merasa, jika istilah di masyarakat sosial kita di Indonesia "merasa tidak enak", saya tidak tahu, buktinya tidak dalam 1 minggu semua bergerak sangat cepat, bahkan boss-nya boss saya bergerak cepat sekaligus meminta maaf atas keterlambatannya dan bahkan mengatakan "I owe you a drink!" Luar biasa sekali bukan?
Yang saya lakukan bukannya menuntut tapi melakukan sesuatu yang secara tidak langsung (atau malah langsung?) yang kemudian menular dan sekeliling saya merespons. Mungkin ini yang disebut hukum sebab akibat? Law of cause and effect? atau Morphic resonance? atau istilah Budha "karma"? Ini bisa dijadikan bahan renungan. Tapi nanti ketika saya sudah agak santai hahahaha..
Foto credit: iawaketechnologies.com