Sudah beberapa waktu lamanya saya memikirkan tentang strategi / langkah untuk mewujudkan koperasi Smipa. Kenapa ini jadi penting, karena saya pikir ini langkah yang paling realistis untuk mulai beralih dari Pendidikan ke Kehidupan Holistik. Dalam kehidupan manusia modern, faktor ekonomi jadi salah satu faktor determinan. Tidak dapat dipungkiri ketergantungan manusia modern terhadap sistem ekonomi sangat tinggi. Bagaimana tidak, hidup di kota kita harus punya penghasilan. 

Di satu sisi ini kemajuan, tapi di sisi lain, hal ini juga menjebak manusia pada hal-hal yang tidak esensial. Kalaupun kita mau mencoba menggeser pola kehidupan kita ke arah kehidupan yang lebih holistik, lebih utuh dan seimbang, kita perlu melakukannya juga melalui sistem ekonomi. Sejauh ini, sistem ekonomi yang paling baik untuk dijadikan alternatif adalah koperasi. Koperasi bukan hal baru - karena koperasi adalah sistem ekonomi yang diusung Bung Hatta dan dipandang paling sesuai untuk situasi sosio kultural masyarakat Indonesia. Sayangnya, nyaris tidak ada pemimpin bangsa yang memahami visi Bung Hatta, bahwa koperasi bisa menjadi soko guru perekonomian bangsa Indonesia. Di jaman pa Harto, beliau justru terperangkap ke sistem ekonomi kapitalistik dan menyuburkan praktik konglomerasi - yang akhirnya menjatuhkan Indonesia ke dalam krisis ekonomi yang sangat parah di sekitar tahun 98. 

Di sisi lain, di banyak negara ada banyak contoh-contoh kisah sukses sistem ekonomi yang dibangun atas basis kooperasi atau kerja sama. Salah satu yang paling sering dijadikan contoh adalah Mondragon Cooperative. Saya pertama kali mendengar tentang Mondragon dari Ahkam. Mondragon Cooperative, di Spanyol adalah perusahan besar yang seperti namanya didirikan atas prinsip koperasi. Di bawah ini ada video pendek 3 menit yang menceritakan tentang Mondragon. 

Mondragon didirikan pada tahun 1956 oleh seorang pastor bernama José María Arizmendiarrieta. Mulai dari perusahaan kecil yang memproduksi parafin. Saat ini Mondragon perusahaan sangat modern yang keren banget seperti yang kita lihat di filem di atas ini. Kenapa bisa begitu besar, karena setiap individu di dalamnya adalah pemilik perusahaan. Terbayang ya bagaimana ratusan ribu pemilik perusahaan yang terlibat langsung membangun perusahaan ini bersama-sama. Mulai dari CEO sampai petugas kebersihan - akan mendapatkan pembagian keuntungan yang sama dari apa yang dihasilkan perusahaan ini. Kepemilikan bersama untuk keuntungan bersama - dengan demikian semua bertumbuh bersama. 

Sejak merintis ririungan dan warung smipa, berbagai hal sederhana sudah dicoba. Platform warungsmipa.id sebetulnya juga sudah siap dimanfaatkan - sudah ada transaksi yang berjalan juga saat ini - sebatas warga semi palar yang sudah mengetahui keberadaannya. Sejak beberapa waktu lalu saya, Ahkam dan inisiatornya masih mencari momen yang pas untuk mempublikasikannya ke seluruh warga smipa.

Tapi memang masih ada yang rasanya masih kurang - supaya warungsmipa ini bisa bergulir dengan momentum cukup besar. Saya sedang memikirkan beberapa gagasan, supaya langgeng, koperasi Smipa perlu menjalankan usaha dalam kerangka waktu yang bervariasi. Mulai dari jangka pendek, kebutuhan sehari-hari, usaha jangka menengah dan juga jangka panjang. Dengan demikian kita semua punya visi jangka panjang yang memberikan waktu bagi setiap usaha untuk berkembang - sekaligus juga untuk mengikat para anggota-nya dalam suatu komitmen jangka panjang. Di titik ini sudah ada beberapa gagasan. Mudah-mudahan kita segera punya waktu untuk membicarakannya bersama-sama.

Memang tantangan terbesar adalah mengomunikasikan gagasan ini dan mengajak rekan-rekan untuk mulai mewujudkannya. Semoga kita bisa...