Saya bukan ahli ekonomi, tapi tidak perlu jadi seorang ahli untuk melihat bahwa segala aktivitas ekonomi yang terjadi telah mengabaikan hal-hal penting. Kerusakan lingkungan, krisis iklim dan lain sebagainya adalah terutama terjadi karena aktivitas ekonomi yang skalanya sudah melewati ambang batas, daya dukung lingkungan planet bumi.
Setahu saya ilmu ekonomi itu sangat sederhana, meminimalisasi biaya untuk meningkatkan keuntungan. Ya hanya itu saja. Caranya bagaimana dengan mengelola Sumber Daya (resources) yang ada. Jangankan alam (hutan, lautan, flora dan fauna) wong manusia aja disebut Sumber Daya Manusia - dalam perspektif ekonomi. Manusia dihilangkan kemanusiaanya dan ditempatkan sebagai sumber daya - lalu bagaimana ilmu ekonomi akan membawa kebaikan? Ada sih sepetik kebaikan, hanya bagi segelintir orang - sang pemilik modal. Hanya itu saja.
Lalu apakah dengan kerusakan yang ada - ilmu ekonomi punya sesuatu yang mengatasinya? Sepertinya juga tidak. Jadi ya begitulah. Tidak heran kalau banyak orang yang sangat skeptis bahwa segala sesuatu yang rusak ini akan bisa dikembalikan, atau setidaknya diperbaiki.
Filem di atas ini - yang dinarasikan oleh David Suzuki menjelaskan dengan gamblang bahwa ilmu ekonomi itu cacat. Banyak hal-hal prinsip yang semestinya terutama, ditempatkan di luar ekuasi atau perhitungan ilmu ekonomi. Lalu bagaimana? Ya satu-satunya cara ya kita musti berpindah ke sistem ekonomi baru. Sebetulnya Charles Eisenstein sudah mengajukan sebuah konsep yang disebutnya Sacred Economics. Sebuah paradigma baru - yang menempatkan hal-hal yang tadi diabaikan sebagai sesuatu yang sakral. Karena sakral, tentunya kita akan memandangnya dengan rasa hormat, kita akan menjaganya - karena hal-hal tersebut penting bagi hidup dan kehidupan kita.
Photo by Karolina Grabowska from Pexels
Prof. Mariana Mazzucato juga menyampaikan hal serupa. Cacat dalam teori ekonomi sangat fundamental. Kata Bu Mariana, "It's not that we have too much math, but it's the WRONG math. Model matematika yang dipakai teori ekonomi konvensional banyak mengadopsi Newtonian Physics (equilibrium, averages, etc.). Padahal seharusnya lebih tepat bila menggunakan mathematics from biology. Dia memberikan sebuah contoh: distance from mean dynamics. "In biology, you couldn't explain change if everyone looks the same."