Hari ini ada FBO (Forum Bincang Orangtua) untuk orangtua kelompok Gasing, kelas 1-SD. Digagas oleh @mamakuri yang secara de facto terpililh menjadi Koordinator Ortu Kelas saat taki-taki 2 minggu lalu. Topiknya mengenai tahapan baca tulis di SD-1. Materi berupa video penjelasan telah dibagikan sebelum taki-taki. Tapi karena belum semua orangtua sempat melihat materi tersebut sebelum taki-taki, dan cukup banyak hal lain yang perlu dibahas di taki-taki, jadi belum sempat terbahas. Maka dirasa perlu ada forum diskusi dan berbagi khusus untuk materi baca tulis tersebut. Gayung bersambut, ajuan Korlas pun kita padukan dengan agenda sekolah.
Meski seolah sederhana, topik belajar baca-tulis sepertinya memang selalu bikin gemas ortu di jenjang ini. Ada yang lancar-lancar saja memang, tetiba anaknya bisa baca, tanya dan tertarik untuk baca ini-itu. Ga ada masalah kok sejauh ini. Ada yang bisa mengikuti kegiatan kelas, tapi bingung juga bagaimana tahapan belajar baca yang semestinya. Ada juga yang anaknya kesulitan bahkan untuk mengingat huruf saja, lupa nama atau bunyinya, tertukar, terbalik. Apalagi di masa pandemi ini, tidak terinformasi bagaimana proses anak lain, teman-teman di kelas. Kenapa anak ku ga bisa-bisa ya..
Bersyukur, orang tua kelompok ini sangat aktif dan terbuka, bersedia berbagi, saling bercerita tentang pengalaman mendampingi anaknya saat belajar baca tulis, juga tak ragu bertanya. Ga pake lama saling tunggu atau tunjuk-tunjukan, diskusi mengalir lancar, bahkan lewat alokasi waktu yang dijadwalkan. Ternyata, menurut kakak kelasnya, anak-anaknya pun ya memang demikian juga. Semangat selalu setiap bertemu di GoogleMeet. Kerap tak cukup waktu untuk menampung cerita anak-anak.
Menarik sekali mendengar pengalaman masing-masing orangtua, dengan terbuka berbagi mengenai proses anaknya. Yang berjalan alami, tanpa interfensi apa-apa. Yang ternyata menjumpai tahap dan kemampuan yang berbeda antara anak pertama dan anak kedua. Pun para orangtua baru yang di sekolah sebelumnya anaknya harus belajar baca-tulis sejak jenjang TK, sehingga cenderung menghindar dan enggan ketika diajak membaca, apalagi saat melihat teks yang cukup panjang.
Satu kata kunci yang muncul adalah motivasi. Bagaimana memunculkan motivasi dalam diri anak. Ketika anak tertarik anak akan bersedia mencoba dan membuktikan kemampuannya. Hebatnya, kemudian para orangtua ini saling berbagi cerita, tentang hal-hal yang ternyata berhasil membangun keinginan anaknya untuk membaca. Mulai dari sekadar menggunakan buku, mendongeng setiap malam, bermain peran seperti restoran atau Rumah Sakit, permainan Garuda ada Lima, menempel nama teman-teman sekelas di pintu kamarnya, dan lain2. Mantap sekali orangtua ini, hingga akhirnya dapat menyimpulkan sendiri bahwa tidak ada satu cara yang bisa tokcer untuk semua anak. Ada sangat banyak cara, dan mana yang sesuai untuk masing-masing anak akan ditemukan bila ada kesediaan mencoba. Teriring harapan bahwa keterbukaan, kesediaan berkomunikasi, kemauan berusaha dan belajar yang dimunculkan para orangtua ini akan membantu proses belajar anak-anaknya..
Suka banget sama kalimat "tidak ada satu cara yang bisa tokcer untuk semua anak" ngingetin aku lagi kalau setiap anak itu unik ya kak, dan berhak nemuin cara belajarnya sendiri, yang paling menyenangkan untuk dirinya
Iya Bubuy, misteri tiap individu itu.. ☺️
Asik sekali tulisannya, gimana anak begitu enjoy menjalani proses bertumbuh karena motivasi dan disadari orang tua bahwa anak tumbuh perlahan. Love pisan!