Mendapat kabar dari sahabat masa kecil, yang kemudian terpisah oleh jarak. Tidak mudah untuk bisa sering kembali menengok keluarganya. Jadi ketika ada kesempatan, sungguh turut senang dan berharap akan sempat bertemu.
Jadi ingat cerita kakak tentang anak-anak saat PTMT / interaksi langsung di sekolah mulai berjalan kontinu. Setelah 2 tahun lebih banyak berinteraksi secara daring, saat bertemu langsung dan berkegiatan bersama, beberapa anak seperti menemukan teman sefrekuensi, langsung nyambung. Memang jadi ngobrol terus sih di kelas. Tapi selalu menyenangkan melihat persahabatan yang terjalin. Yang pasti membuat mereka lebih bersemangat saat hadir dan berkegiatan. Membuat hari-hari lebih berwarna dan menarik.
Teman baik, sahabat adalah salah satu faktor penting dalam hidup. Beruntung mereka yang bisa menemukan sahabat. Apalagi bila terus terjalin hingga dewasa. Anugerah semesta yang indah dan berharga.
Berteman baik, selain butuh keterampilan bersosialisasi, ada faktor kecocokan dan referensi pertemanan dari orang sekitar mereka juga. Perhatian mulai terbagi pada orang lain di luar diri dan keluarga. Mulai ingin berbagi, inisiatif membantu, membuat rencana bermain bersama, berbagi cerita dan rahasia. Tidak ada yang dapat menyamai keseruan bermain bersama sahabat.
Kalau menurut Khalil Ghibran, sahabat adalah pemenuh kebutuhan jiwa. Bukan orang yang kamu dekati sekadar untuk membunuh waktu, tapi seorang dengan siapa kamu bisa menghidupkan sang waktu.
Photo by Archie Binamira: https://www.pexels.com/photo/toddlers-forming-a-circle-754769/