Sore itu, Kak Maul dan Kak Sizi mengajak kami menelusuri lorong waktu: kembali ke masa lalu. Kami diminta untuk menengok postingan pertama kami, lalu bercerita tentang foto tersebut. Kubuka perlahan, lalu sejenak dibawa menikmati momen kala itu. Sebuah sepeda roda tiga. Dengan narasi caption: "dulu dikayuh mengejar senja, lalu bau matahari melekat di kepala".
Tetiba kuingat rasa ketika tak mau pulang ke rumah. Berkeliling kampung naik sepeda, main bola di lapangan sehabis hujan sampai celana jadi coklat merona, memanjat pohon mangga, berlari sekencang kuda dengan sandal di tangan. Konon katanya cara begitu bisa jadi juara. Di jalan pulang, petik belimbing wuluh yang ranum menggoda. Sambit menyambit sambil bersembunyi di balik semak. Pulang ke rumah, aku tahu pagar dikunci. Memanjat jadi jurus andalan. Lalu berlatih merancang senyum termanis, agar tak dimarahi di pintu depan.
Lain lagi, sejak dulu entah mengapa kusuka selalu barang lawas. Teringat saat mudik ke Kediri, seperangkat alat McGyver milik almarhum Pak Puh dan Eyang Kakung, seakan selalu memanggil untuk dioprek dari balik lemari kaca. Teropong, korek api, kompas, misting, hingga pisau lipat berisi segala rupa: sendok, garpu, kikiran, mungkin ada sutil dan wajan juga di dalam selipannya. Kursi rangka besi beralas duduk pentil karet hijau di ruang tengah, selalu jadi rebutan. Televisi yang dipencet tombol channel-nya, dan kenop volume diputar (kok kaya kompor gas).
Beranjak dewasa, aku suka berburu barang lawas, akhir pekan dihabiskan di Pasar Loak Cihapit atau Cikapundung. Kadang ke Garasi Opa, tapi sayang harganya aduhai hehe. Sedikit-sedikit ku kumpulkan yang unik bin otentik: kapal otok-otok, kacamata hitam, alat cukur manual, teropong opera, cangkir dan piring enamel, pisau pembuka amplop, dan banyak barang yahud lainnya.
Rasanya tak hanya barang, lagu lama juga ramah menghampiriku saat waktu senggang tiba. Dengan lirik dan komposisi yang kerap sederhana, mereka memotret momen dengan apik dan mengena. Tak lekang waktu, mengajak berkelana ke sini dan sana. Menemani hati nan rindu akan peluk ayah dan ibunda (eeh kok akhirnya jadi mellow, hehehe).
Konon lagi, setiap sel tubuh kita menyimpan memori. Entah baik atau buruk, mereka selalu terkoneksi dengan hati dan pikiran setiap saatnya. Lalu teringat pula perihal meng-alam-i dan meng-hayat-i. Ajaib yah.
"Kamu Ucing @rosmelia-ayu-lestari, giliran kamu menulis AES!"
Aku kena dari kak @novitadm13 nih jadi UcingAES 1/10, sekarang mau kejar kak Ome ya..
Cara bermain ada di sini ya https://ririungan.semipalar.sch.id/smipa/group_discuss/57/ucing-aes
Colek kembali, Kak @kak-andy.
Tentang momen meng'alam'i