"Yang paling besar itu, Univeres!" Ungkap seorang teman di kelas. "Bukan, yang paling besar itu Tuhan!" Jawab teman yang satu dengan cepat.
Pertanyaan siapa yang lebih besar, menjadi pertanyaan paling saya kagumi minggu lalu. Bagaimana tidak, 2 orang Kawan Kariwari saling mengungkapkan pendapatnya. Berawal dari pertanyaan burung makan apa?, dilanjut dengan pertanyaan kalau ikan makan apa?, hingga megalodon makan apa? berakhir dengan diskusi panjang mengenai siapa yang lebih besar, apakah univeres atau Tuhan.
Teman yang satu berpendapat, dahulu kala ada ledakan besar yang menjadikan semesta. Semuanya ada di semesta ini, jadi Univeres lah yang paling besar. Sementara teman yang satu berpendapat, Tuhanlah yang paling besar. Tak ada semesta atau apapun kalau tuhan tidak menciptakannya.
"Dulu itu sebelum semuanya ada, terjadi big bang. Ledakan yang sangat besar. Dan Univeres itu paling besar, karena semuanya ada di Univeres!"
"Enggak! Tuhan tau yang paling besar mah! Sok kalau enggak ada Tuhan, siapa yang nyiptain kamu? Siapa yang nyiptain bumi ini, semuanya? Enggak akan ada!"
"Ihhh, kamu itu enggak tau! Kalau univeres yang paling besar!"
"Bukan! Tuhan yang paling besar!"
"Bukan! Univeres!"
"Tuhaaann!"
......... berlangsung selama beberapa menit .............
2 pendapat tentang Univeres dan Tuhan menjadi diskusi seru di tengah-tengah pembicaraan teman-teman Kariwari. Ada teman lain yang memberi pendapat sepakat Tuhanlah yang paling besar. Hingga ada pula teman yang mengungkapkan kebingungan dengan diskusi yang ada. "Kak, aku pusing. Jadi siapa yang paling besar?" Tanya teman yang lain.
Ruang berpendapat yang dibuka dengan lebar, mengajarkan kami banyak hal. Terlebih kesenangan kami untuk bercerita terkait hal-hal yang kami ketahui. Semangat kami mencari tahu semakin besar, karena diberi kesempatan untuk membagikannya dengan penuh bangga.
Diskusi ini mungkin tidak akan ada ujungnya untuk kami, tapi hari itu kami belajar untuk berani mengungkapkan pendapat masing-masing. Belajar akan adanya informasi-informasi baru yang kami tidak ketahui. Belajar untuk mendengarkan teman yang lain. Belajar untuk tidak merasa benar sendiri. Hingga belajar untuk melihat tak ada benar dan salah dalam sebuah pendapat.
Diskusi panjang sekaligus pelajaran berharga untuk kami ini, diakhiri dengan kalimat manis seorang teman. "Iya, kita itu boleh gantian bicara. Tapi enggak jadi marah-marah! Kan semuanya boleh cerita!" "Iya, ada cerita Tuhan, ada cerita Univeres. Beda-beda enggak apa-apa. Kaya kita, tangan doanya juga kan beda-beda. Enggak apa-apa juga." Lanjut teman yang lain. "Udah atuh, kan kita saling sayang. Semuanya tim Kariwari." Ungkap teman yang lain sambil tersenyum.
Terima kasih teman-teman, untuk diskusi hebat ini. Semoga akan lahir semakin banyak diskusi-diskusi penuh keajaiban di depannya. Terima kasih Kawan Kariwari, selalu jadi guru yang hebat untuk saya.
Sayaaaaaangg semua.
Wow luar biasa ini obrolan krucil2... Terima kasih sudah berbagi kak Yanti... 🙏