Hari ini saya sedang kesulitan menulis. Bukan apa-apa, sedang berhadapan dengan masalah yang sangat personal sehingga tidak bisa berkonsentrasi dan mencari topik karena perhatian seluruhnya tertuju pada situasi yang sedang saya hadapi.
Agak serba salah juga karena terus terang saya juga tidak mau ada hari yang bolong tanpa menulis, hanya saja jika menulis yang ada di pikiran saya hanya situasi yang sedang dihadapi. Jadi memang repot hahaha..
Eniwei, hari ini memang saya berjanji untuk menyelesaikan situasi problematik yang saya hadapi dan sesudah hari ini saya tidak akan mengungkit-ungkit lagi. Saya akan simpan rapih dan akan saya biarkan sebagai sebuah pengalaman unik dan menarik yang sarat dengan pelajaran.
Prosesnya tidak mudah. Setiap orang pasti pernah mengalami kekecewaan dan dalam menghadapinya di tahap pertama adalah penolakan. Merupakan suatu yang wajar jika seseorang berusaha menampik dan tidak mudah dengan begitu saja menerima situasi yang tidak diharapkan. Misalnya kita duduk menunggu penerbagan tiba-tiba ada pengumuman bahwa pesawat kita di cancel, dibatalkan. Coba saja bayangkan apa yang akan kita lakukan? Tentu tidak bisa begitu saja menerima. Penerbangan yang dibatalkan akan memberikan risiko yang lebih besar. Rencana kita jadi berantakan, harus kehilangan waktu, harus mencari penerbangan pengganti, bagaimana dengan hotel? penyewaan mobil? tidak akan ada seorangpun yang dapat menerima kondisi ini sambil senyum-senyum bukan?
Tahapan kedua biasanya adalah ketika kita akhirnya harus mengakui bahwa kondisi itu nyata dan kita tidak bisa menghindarinya. Jelas saja kita tidak senang dengan situasi ini dan tidak dapat mengubahnya. Saya ingat dulu ketika sepeda motor saya dicuri orang. Walaupun otak saya mengatakan bahwa motor itu pasti tidak ada di garasi karena tadi di parkir di luar, saya tetap lari ke dalam dan melihat garasi, tentu saja tidak ada di sana. Nah saat itu saya harus menerima dan mengakui bahwa sepeda motor saya hilang, bahwa situasi ini memang benar-benar terjadi bukan khayalan.
Yang ketiga adalah penerimaan. Ketika menyadari bahwa tidak ada yang bisa kita lakukan lagi, bahwa saat ini kita tidak sedang duduk di dalam pesawat dan siap menuju tempat tujuan, maka kita kemudian sadar bahwa situasi memang harus diterima. Dari pada mengamuk dan tetap tidak mungkin mengubah situasi, kita harus mengakui memang itu situasi yang sedang terjadi. Ya mau bagaimana lagi? pesawat tidak dapat terbang, perjalanan harus ditunda dan bukan akhir dari segala-galanya. Hanya tertunda!
Akhirnya ya kita berdamai dengan situasi, kita rangkul kondisi itu sebagai sebuah tantangan yang mungkin akan memberikan kita sebuah pengalaman yang sangat penting dalam hidup. Kita berhenti melawan, kita menerima fakta yang sedang terjadi dan berusaha berdamai dengannya. Pengalaman semacam itu menjadi sebuah pelajaran yang sangat penting karena pada dasarnya mungkin semesta berusahamengatakan sesuatu pada kita. Bisa saja situasi itu memang sudah seharusnya begitu dan pada saatnya kita akan dapat melihat bahwa kejadian itu sesungguhnya merupakan berkah terselubung yang sebetulnya memberikan manfaat yang lebih besar untuk kemudian hari. Ada banyak kejadian seperti itu seperti misalnya seseorang tertinggal pesawat karena ban mobilnya pecah di jalan. Pada awalnya sulit menerima kenyataan itu, marah-marah berusaha mencari kambing hitam biang kesalahan, lalu kemudian menerima fakta bahwa kondisi itu mau tidak mau harus diterima dan daripada marah-marah lebih baik segera menganti dengan ban serep. Akhirnya dia tertinggal pesawat, dan akhir cerita dia merasa sangat beruntung karena ternyata pesawat mengalami kecelakaan.
Pada akhirnya jika kita semua berkehendak untuk melepaskan semuanya dan membuka diri untuk melanjutkan hidup, to move on, kita mungkin saja akan menemukan kedamaian yang hakiki dan kebahagiaan terlepas dari ketidak-beruntungan yang menghalangi jalan kita. Dengan kata lain, hidup itu ga ada seru-serunya kalau tidak pernah menghadapi situasi semacam ini. Sama saja dengan makan, kalau sesekali tidak pernah kepedesan, ga seru dan tidak puas rasanya khan? Atau orang tersedak makanan kadang justru malah jadi lucu dan seru. Memang mengalaminya tidak menyenangkan, membayangkan cabe yang pedas membuat hidung kita sakit, tapi sebetulnya ada kepuasan tersendiri yang dapat kita rasakan. Ga seru kalau semuanya mulus-mulus saja. Itu kata saya, sih. Tidak tahu kalau orang lain. Nah ternyata bisa selesai juga tulisan saya ini. Sedikit berbagi tapi juga berusaha untuk tidak terlalu personal hahahaha...
Foto credit: Pexels.com: Ryanniel Masucol