Kita cenderung untuk hidup dalam kondisi yang nyaman. Tidak ada yang suka diam di dalam perahu yang terapung-apung di ombak yang liar, bergoyang-goyang, terguncang-guncang dengan penuh kekhawatiran perahu akan terbalik. Ketika kita memiliki tempat berteduh, penghasilan yang stabil dan keluarga yang harmonis, kita akan secara otomatis merasa telah memiliki segala-galanya. Kondisi ini membuat kita stagnan, tumpul dan terhambat untuk terus bertumbuh. Lalu pada saat tertentu kita mulai mempertanyakan apakah tujuan hidup kita sebenarnya?
Stabilitas dan hidup yang terjamin merupakan harapan hampir setiap orang. Siapa yang tidak mendambakan hidup tanpa kekhawatiran akan kekurangan biaya hidup atau kelaparan? Hampir semua orang menginginkan hidup yang nyaman dan berkecukupan. Tapi ada hal penting yang harus dipertimbangkan, rutinitas mengkonservasi mental energy, hidup dalam zona nyaman melindungi kita dari perasaan khawatir dan tanpa sadar menghalangi kita untuk berkembang.
Dr. Patrick Hill dari University of Washington di st Louis, Missouri, mengatakan bahwa jika seseorang mempunyai tujuan hidup, bahkan sesederhana apapun, maka dia akan merasa termotivasi. Pada saat dilanda kejenuhan dan hidup bagaikan auto pilot, lambat laun kita akan merasa tersesat. Lalu apa yang sebaiknya dilakukan?
Ada berbagai gagasan yang bisa dicoba, misalnya mencari dan mencoba hal-hal serta tantangan baru, aktifitas dan pengalaman baru akan membantu menemukan sesuatu. Setelah bertahun-tahun melakukan hal yang sama dan terlibat dengan keseharian yang begitu-begitu saja, kita ada kemungkinan kemudian tersadar sudah sekian lama berada di suatu titik dan tidak bergerak kemana-mana. Mencoba hal-hal baru, akan memberikan gairah baru. Mungkin bukan tujuan yang tidak dimiliki, tapi fokus kita agak kabur karena benak kita kurang tertantang. Bisa saja. Salah satu cara ya mungkin dengan lebih proaktif dan memberikan suntikan serta udara segar.
Ketika berlari, saya hampir selalu membarengi dengan merenung. Ketika hanya saya sendiri, bunyi sepatu menyentuh aspal dan memiliki kontrol atas segala tindakan, bebas tanpa ada tekanan maupun aturan serta tahu kemana arah yang saya tuju, seringkali saya berharap bahwa kehidupan akan seperti itu. Penderitaan di awal ketika berusaha menyesuaikan diri lalu kemudian tubuh dapat menerima dan terbiasa, setiap langkah semakin mendekatkan diri pada tujuan. Ketika semua sudah dikuasai, segala sesuatu terasa begitu mudah. Saya merasa berkuasa atas segala sesuatu. Jika ingin memikirkan masa lampau, saya bisa dengan mudah melakukannya, jika seandainya ingin berhenti, saya juga bisa melakukan itu, tapi memandang ke depan dan tahu bahwa tujuan akan segera tercapai, semangat terus terpompa dan semakin giat berusaha. Segala sesuatu terasa begitu mudah, kadang memang rasa lelah mengganggu tapi tidak ada rasa bosan terselip sedikitpun. Itu bayangan saya tentang hidup.
Hidup memang tidak sesederhana itu dan kalau dipikir-pikir berlari juga tidak selalu mudah. Kadang ada saat-saat yang menjenuhkan, atau tiba-tiba hujan atau suhu mendadak turun drastis, dingin menggigit. Tantangan tidak pernah berhenti, belum lagi tantangan dari dalam diri seoerti dorongan untuk menyerah. Hidup lebih dalam lagi dari itu, karena tidak hanya secara fisik menantang tapi jauh lebih dari itu. Kembali memikirkan momen-momen penting dalam hidup sungguh memberikan perasaan berarti pada diri sendiri. Melakukan refleksi semacam itu membantu kita untuk menemukan tanda-tanda yang mungkin memberikan arti yang sangat berarti untuk masa depan. Tidak setiap hari kita berusaha memfokuskan diri, kadang kita memang terlalu lelah untuk bisa melihat dengan jelas tentang harapan akan masa depan. Seperti langit kadang cerah kadang mendung kadang cahaya matahari sangat terang menyilaukan, itu adalah bagian dari dinamika keseharian kita. Tidak masalah berapa usia kita, kita tidak pernah berhenti berkembang dan belajar. Yang jelas juga, kita tidak sendirian, semua orang mengalami hal seperti ini.