Dapur itu domain nya saya! Dari dulu memang gitu, bahkan sejak jaman pacaran (uhuy!), saya sudah mulai masak di rumah calon mertua. Tidak bermaksud apa-apa sih, senang saja dan tidak ada sedikitpun niat terselubung untuk mengambil hati hahaha. Kalau calon Ibu mertua protes karena saya di dapur, pacar saya yang jahil senang nyeletuk berseloroh: "Biasa Ma, kacung baru, cari muka!" Yang kemudian disambut tertawa ramai-ramai dan umpan itu biasanya disambut oleh calon bapak mertua yang memang juga jahil dan suka mengganggu!
Mereka semua sudah menghadap yang Ilahi, sekarang tinggal ayah saya yang sudah sangat renta dan lebih banyak duduk nonton TV walau saya tahu beliau hanya melihat gambarnya saja tanpa mengerti apa yang ada di sana karena keterbatasan pendengarannya. Ayah saya agak bandel, ketika anak-anakya menawarkan alat bantu dengar, beliau menolak. Mungkin ada kesenangan tersendiri menjalani hidup dalam kesunyian.
Dunia itu memang bising! Tidak hanya di luar, tapi juga di dalam. Di dalam hati, di dalam kalbu dan di dalam pikiran. Bising! Kemarin pikiran saya sangat bising dan sulit tidur karena sesudah perpipaan di halaman belakang diperbaiki, saya tidak mendengar suara pompa submersible berbunyi dan lampunya tidak menyala. Saya selalu punya concern dengan air mengingat pengalaman-pengalaman jaman dulu. Saya tidak mau itu terulang lagi hingga akhirnya rela merogoh saku sangat dalam untuk ngebor sedalam lebih dari 100 meter hanya supaya dapat mandi dengan damai dan tenteram. Nah karena kekhawatiran itu pikiran saya berputar-putar. Belum lama saya membeli tangga baru yang bisa menjulur lebih dari 4 meter, nah pagi-pagi saya bangun sebelum tukang tiba, lalu menggunakan tangga itu untuk naik ke atas melihat tempat penampungan air. Nah ternyata tubuh renta ini harus diberi semangat karena untuk memanjat dan merangkak di atas plafon garasi yang sempit dan berbahaya itu tidak mudah. Hahaha.. akhirnya setelah berhasil dan tutup penampungan itu saya buka, Voilà !!! Ternyata airnya penuh. Kekhawatiran saya tidak beralasan dan kebisingan di dalam otak saya itu hanya dibuat-buat sendiri! Nah begitu itu. Mungki ada enaknya juga hidup dalam keheningan seperti ayah saya. Tapi nanti, buat saya sih jangan sekarang hahaha.
Ayah saya tinggal bersama adik dan letaknya berdekatan. Karena selama beberapa hari ini adik saya sedang keluar kota bersama suaminya, saya mendapat tugas piket untuk mengurus ayah saya. Sederhana tugasnya, hanya menyiapkan makan, melihat kondisi beliau yang sudah menjelang usia 90 tahun, ngobrol-ngobrol dan menemani sejenak sebelum saya kembali dengan aktivitas sehari-hari.
"Bisa tidur, dad?" Taya saya. Sejak kecil kami anak-anaknya memang senang memanggil "dad", "Biar gaya!" Kata kami walau tinggal di kampung apalagi sejak kecil senang nonton film Little House On The Prairie, yang bercerita tentang keluarga petani di kampung, niru-niru dikit tak apa, biar hidup itu asyik! hahaha..
"Susah! Kalau malam ga bisa tidur, nanti bentar lagi abis makan biasanya baru enak tidur." Jawab ayah saya.
"Ya sudah, kalau bisa istirahat, jalanin aja. Jangan banyak pikiran." Kata saya dan disambut dengan senyuman.
Ayah saya bukan orang yang senang mengeluh, saya selalu memandang dia seperti Hercules, seseorang yang sangat tegar dalam menjalani hidup dalam berjuang menghidupi keluarganya. Saya belum menemukan seseorang yang multi talented seperti beliau. Urusan listrik, pertukangan, mesin kendaraan hingga masak di dapur dan menjahit pakaian beliau saya anggap seorang pakar hahaha. Mungkin ingi mencontoh ayah saya, maka saya juga senang di dapur dan menjahit pakaian, walau urusan pertukangan dan permesinan saya menyerah. Listrik oke lah, sejak kecil saya senang membantu memperbaiki kipas angin atau setrika listrik tetangga, lumayan dapat uang saku hahaha.
Sederhana saja, kemarin saya membeli keran dapur untuk mengganti yang dipasang oleh tukang bor sumur. Saya pagi-pagi sesudah piket menjumpai ayah, pergi ke toko besi untuk memberi beberapa perlengkapan. Sambil menunggu tukang saya bongkar sendiri hingga tubuh berkeringat dan kesakitan karena harus masuk ke kolong sink dapur yang sempit dan gelap. Memang terpasang tapi air menyembur kemana-mana. Akhirnya saya menunggu tukang dan minta tolong mereka hahahaha!
"I used to be able to do it." Cerita saya ke Nina yang sudah sibuk di kantornya.
Tapi mungkin faktor umur dan kelenturan tubuh saya sudah mulai berkurang sehingga pergerakan di ruang sempit sangat menyulitkan. Tidak jarang kepala saya terantuk dan punggung bagian bawah saya kesakitan karena memang saya punya sciatica akibat dari bekerja di bisnis kuliner selama belasan tahun.Ya sudah, harus saya akui bahwa sekarang sudah tidak sebugar dulu dan saya lebih memilih menulis dan bercerita di AES daripada membereskan pipa air. Biar yang lebih kompeten yang melakukannya.
Foto credit: depositphotos.com
Whoaaa. Same things are happening to me... 😁
Memang faktor usia sulit dilawan, Kak. Kemauan besar kemampuan sudah terbatas hahahaha