AES281 Berkompetisi dengan Diri Sendiri
Andy Sutioso
Tuesday February 22 2022, 9:24 PM
AES281 Berkompetisi dengan Diri Sendiri

Banyak sekali saya mendapat pertanyaan tentang cara belajar anak-anak di Smipa yang kesannya santai. Biasanya pertanyaannya berbunyi seperti ini, "kak Andy, dunia luar kan 'kejam', penuh kompetisi, nanti bagaimana anak-anak bisa bertahan?" Pertanyaan semacam itu memang kerap saya dengar walaupun begitu dari pengalaman saya mengamati anak-anak berproses di smipa, pertanyaan itu dengan sendirinya terjawab. 

Sebelum menjawab pertanyaan itu, penting buat kita berangkat dari paradigma yang perlu kita pegang bersama dalam konteks pendidikan holistik bahwa manusia dengan keunikan dirinya hadir bukan untuk berkompetisi tapi untuk saling melengkapi. Pada dasarnya manusia itu unik, jadi apa alasannya kita perlu berkompetisi. 

Nah dari sini kita pindah ke amatan yang saya ceritakan tadi bahwa anak-anak di smipa memang tidak pernah didorong untuk berkompetisi tapi yang terlihat anak-anak smipa ternyata cukup kompetitif. 

Yang sepertinya tumbuh dalam kesadaran mereka adalah bahwa mereka perlu terus berupaya menjadi versi terbaik dari diri mereka. Be the best version of themselves. Jadi mereka tidak berupaya untuk menjadi yang terbaik (be the best), tapi berusaha menjadi yang terbaik bagi diri mereka sendiri (be the best of themselves). Akibatnya mereka harus berusaha untuk mengalahkan diri mereka sendiri, alih-alih mengalahkan orang lain. Mudah-mudahan bisa ditangkap perbedaan mendasarnya. 

Inilah yang membuat mereka jadi kompetitif sekaligus juga sportif kalau ada yang lebih baik dari mereka. Walaupun anak-anak Smipa jarang sekali ikut lomba, mereka tidak jarang pula membawa piala hasil lomba dari beberapa perlombaan yang mereka ikuti. Sebaliknya kalau mereka kalah, mereka juga tidak terlalu kecewa. Saya melihat bagaimana mereka memberikan applause dengan semangat pada kompetitor mereka di dalam pertandingan Wushu, misalnya. Dan kalaupun mereka kalah, tepuk tangan mereka sama kerasnya. Keren ya. 

Biasanya perlombaan yang mereka ikuti adalah inisiatif orangtua. Semi Palar sendiri dengan sadar tidak mengikut sertakan mereka di dalam lomba-lomba yang ada. Mereka senang, ya tentunya. Penting juga untuk merasa bangga terhadap diri sendiri. Tapi sepertinya mereka tidak terpaku di sana. Sepertinya tidak lama mereka juga lupa terhadap piala yang diperolehnya. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk memperdalam pemahaman kita tentang konsep Pendidikan Holistik. 

images from Pixabay via Pexels.com