14 Agustus, hari ini diperingati sebagai Hari Pramuka di Indonesia. Walaupun tidak terlalu intensif, saya bersyukur saya berkesempatan ikut gerakan pramuka sejak saya di SD dan SMP. Dari Siaga lalu naik tingkat ke Penggalang... Di awal masa kuliah beberapa senior mengundang saya masuk ke Penegak. Seperti yang saya bilang tadi, keterlibatan saya di Pramuka tidak terlalu intensif, tapi apa yang sempat saya alami berdampak sangat besar bagi diri saya hari ini. Kebetulan saya ikut gerakan pramuka di Bandung 19, yang orientasinya kepanduan. Kesukaan saya pada dunia luar ruang (outdoor) saya pikir berakar dari sini. Selain juga bahwa ayah saya beberapa kali mengajak saya berburu.
Kakak-kakak pembina pramuka saya sangat menghayati banyak hal yang diinspirasikan oleh Lord Baden Powell - bapak Kepanduan Dunia. Sedikit banyak, keterlibatan saya di dunia kepanduan mewarnai apa yang hari ini kita jadikan spirit pembelajaran di Rumah Belajar Semi Palar. Kenapa guru-guru di Semi Palar dipanggil kakak adalah juga terinspirasi dari relasi saya dengan kakak-kakak pembina saya. Orang-orang yang dekat dengan saya, mendorong saya untuk terus bertumbuh - orang-orang yang saya sangat hargai, dan saya rasakan sangat berjasa pada pertumbuhan diri saya sampai saat ini.
Pandu, atau scouts adalah orang-orang yang berani berjalan di depan, masuk ke area yang belum dijelajahi sebelumnya. Mereka orang-orang yang punya berbagai keterampilan dan sikap mental yang dibutuhkan untuk berani menjelajah di wilayah-wilayah yang baru yang masih belum dikenal sebelumnya.
Bicara tentang scouting, saya juga sangat terinspirasi buku-buku karya Karl May, kisah-kisah tentang Old Shatterhand dan Winnetou. Persahabatan antara seorang kulit putih asal Jerman yang bertugas menjadi scout di padang rumput (prairie) untuk memetakan jalur kereta api di Wild-wild west, dengan seorang ketua suku Apache. Kisah yang dikisahkan di daerah yang liar di bentangan alam Amerika di mana suku-suku Indian berdiam, di antara kawanan bison yang berdiam di sana, beruang grizzly dan lain sebagainya. Buku-buku itu masih saya simpan sebagai koleksi buku yang paling berharga. Kisah-kisah penjelajahan, menghadapi bahaya, bertahan hidup, memetakan jalur-jalur baru dan lain sebagainya dengan sangat memikat dikisahkan di dalam buku-buku tersebut.
Dalam situasi peradaban dunia yang berubah sangat cepat, anak-anak kita perlu punya jiwa kepanduan yang kuat. Mereka perlu berani masuk ke situasi kehidupan yang tidak menentu dengan berbekal keterampilan dan sikap mental yang mendukung. Mereka perlu kemampuan pengamatan yang baik, untuk membaca situasi yang ada dan memperkirakan hal-hal apa yang akan dihadapi di depan. Mereka perlu berani mengambil resiko dan mengambil keputusan, selanjutnya berani mengambil sikap dan bertindak. Saya kira hal-hal ini adalah hal-hal yang sangat penting mereka miliki agar bisa bertahan dan mengambil peran dalam kehidupan mereka. Singkat kata, mereka perlu belajar menjadi pandu-pandu kehidupan bagi masa depan mereka. Semoga dengan proses belajarnya anak-anak kita bisa punya hal-hal di atas ini...
Photo by Denise Jans on Unsplash