Hari ini aku nunggu di sekolah karena anakku lagi kumat alerginya, tapi tetap ingin mengikuti kegiatan kelas. Dan aku malah terhibur dengan aksi teman-teman kelas 2 yang berlari-lari ke arah parkiran. Cukup serius nampaknya, aku mencuri dengar laporan salah satu anak bernama Jill kepada pak Husen, "Kolamnya bocor, airnya keluar".
Aku jadi penasaran dan bergegas masuk ke longpus, tempat dimana area kolam berada. Barulah kupahami, air yang meluber keluar akibat dari kran air yang lupa ditutup. Aku terkikik, 'Oh, luber rupanya, bukan bocor', syukurlah. Namun, ada yang lebih menarik yang dilakukan anak-anak manis ini. Mereka berinisiatif sekali untuk menyelamatkan para penghuni kolam dengan menyusun bebatuan di pinggir kolam. Bersama Zaenab, Jill, Andra dan teman-teman lain yang belum kutahu namanya, bekerjasama memindahkan batu dan kerikil kecil dari area sekitar longpus. Menurut mereka, susunan batu tersebut bisa menyumbat agar air tidak terus tumpah keluar kolam.
Aku, dengan otak dewasaku ini, tentu mana terpikir berbuat seperti itu. Paling hanya kubiarkan sajalah, kan nanti juga airnya akan mengalir sendiri dan mengering. Tanpa memikirkan bagaimana nasib para ikan disana. Sedangkan manusia-manusia kecil ini sibuk memikirkan ikan-ikan, karena khawatir dengan lubernya air, bisa jadi para ikan ikut keluar juga dari dalam kolam terbawa arus air.
Ah, betapa menyejukkan melihat situasi pagi ini. Hati-hati bersih mereka yang belum penuh dengan banyak prasangka, belum terbatasi oleh apapun, hari ini telah berhasil 'menyelamatkan' komunitas ikan. Dan mungkin pengalaman hari ini justru akan melekat selamanya didalam hati. Bukan menjadi ingatan yang sia-sia, tetapi menjadi pijar yang menerangi perjalanan demi perjalanan mereka di hari depan.
Aaah, tulisan-tulisan seperti ini yang meyakinkan bahwa belajar secara holistik sungguh memperkaya... Terima kasih atas ceritanya. Luar biasa ini Buy. 🤗🙏🏼