Lagi-lagi sangat terkesan dengan kemampuan teman-teman Gatrik!
Minggu lalu mereka mendapat tantangan untuk mempersiapkan Panggung Minat, namun lain dari hanya penampilan biasanya. Kali ini mereka harus berkomunikasi dengan keluarga untuk menggali tentang budaya atau kebiasaan yang dilakukan oleh keluarga, dan memasukkan nilai budaya keluarga untuk dibagikan kepada teman-teman lain. Uniknya, semua harus terwakili melalui sebuah hasil karya!
Beberapa ada yang berbagi tentang masakan tradisional/khas di keluarga, seperti; opor ayam, madumongso, camilan saat berpuasa khas keluarga, maupun masakan wajib turun temurun milik keluarga. Teman-teman Gatrik juga mengungkapkan nilai-nilai positif dari minat memasak mereka;
"Teman-teman jangan makan junkfood saja, makanlah makanan sehat dan khas Indonesia." (Kayla)
"Dari budaya keluarga, makan bersama sambil mengobrol dengan keluarga dan saling bercerita. Saat kumpul dengan keluarga biasanya mengobrol dalam bahasa Bali" (Nadine)
Selain memasak, teman-teman Gatrik juga menyuguhkan karya berupa gambar, lukisan, video, bahkan menjahit dan membuat jaket sendiri yang tentunya terinspirasi dari kain nusantara maupun budaya dan suku bangsa keluarga.
Gambar disamping adalah hasil karya Jehan, sebelum ia menjelaskan arti dari gambar tersebut, Jehan memperlihatkan sebuah video proses menggambar yang merupakan minatnya, menggambar dan mengedit video. Kemudian Jehan menjelaskan bahwa gambar tersebut adalah gambar mengetuk pintu. Menurutnya, budaya di keluarga adalah harus mengetuk pintu dan mengatakan "Kulo nuwun" jika akan berkunjung ke suatu rumah. Ia juga berbagi cerita ketika akan melakukan review, harus meminta restu orangtua dan berkata, "Kulo nyuwun pangestu..." (saya lupa, dan ketika mau memutar kembali video rekaman, tidak berhasil memutarnya). (^.^)v
Karya gambar milik Mikel, yang terinspirasi dari motif kain Ulos untuk laki-laki. Demikian juga Leia yang menggambarkan motif kain Megamendung. kesempatan ini juga membuka ruang-ruang diskusi diantara teman-teman Gatrik, berbagi wawasan tentang sejarah motif kain tersebut dan menyampaikannya kepada teman-teman lain.
Dhiya yang keluarganya berasal dari suku Sunda, bercerita bahwa Ibunya dulu seorang penari Jaipongan. Ia kemudian membuat karya lukisan pada kanvas dengan gambar seorang penari Jaipongan dengan latar belakang biru dan bendera merah putih yang berkibar. Pesannya, "Kita harus melestarikan budaya Indonesia." (bayangkan saja ya lukisannya, saya tidak sempat screencapture saat Dhiya menunjukkan lukisannya)
Itu dia oleh-oleh cerita penampilan Panggung Minat hari ini dari kelompok Gatrik. Semoga nilai-nilai positif di setiap keluarga dapat sampai kedalam hati masing-masing dari kami yang mendengarkannya.
Salam,