Get out of the house, it’s good for your kids, and your family! demikian seruan Rebecca P. Cohen dalam bukunya 15 minutes Outside. Keluar dari rumah itu baik. Keluar ke mana? Ke ruang hijau terbuka, bersentuhan dengan sinar matahari, dengan tanah dan rumput, dengan udara segar yang dibawa hembusan angin. Di luar, ngapain? Apapun yang bisa dan ingin dilakukan. Banyak sekali.. dan kalau dituliskan di sini, AES hari ini bisa segera selesai Atau, bisa juga membaca buku 15 minutes Outside tersebut yang berisi referensi kegiatan seru yang dapat dilakukan di luar ruang, setiap hari, dari musim ke musim.
Bukan hanya baik buat anak, berada di alam, di ruang terbuka baik buat manusia segala usia. Ruang, hadir sebagai batas. Meski memberi rasa aman dan nyaman, ada yang secara naluriah disesuaikan saat berada dalam batas. Suara, ekspresi, gerak, bahkan sepertinya emosi akan lebih lepas saat berada di ruang terbuka. Seperti terapi, banyak hal dalam tubuh yang disesuaikan kembali, energi, semangat, bahkan rasa bahagia.
Cukup terkena sinar matahari juga membantu anak agar tetap segar di siang hari, dan mudah tidur di malam hari. Kak Andy pernah menulis mengenai ritme Sirkadian atau jam biologis yang mengatur siklus tidur dan bangun. Anak yang sulit tidur di malam hari, kerap mendapat saran untuk melakukan terapi paparan sinar matahari pagi yang pada dasarnya mengatur ritme sirkadiannya.
Mengoneksi kembali diri dengan ibu bumi, sungguh menyenangkan dan menenangkan. Dan yang paling perlu disyukuri adalah kenyataan bahwa di negara kita, hal itu dapat dilakukan sepanjang tahun, setiap hari. Tanpa perlu repot mempersiapkan pakaian dan perlengkapan bila udara mulai dingin misalnya. Tentang hal ini, tentunya pak Jo bisa lebih banyak bercerita. Meski pastinya tetap menyenangkan, karena cukup banyak tulisan-tulisan pak Jo mengenai pengalamannya saat berjalan-jalan di alam, pada berbagai musim