Smipa pernah punya rutin hari mainan. Di hari biasa, anak-anak tidak boleh membawa mainan, untuk menghindari distraksi, ingin bermain dengan mainan yang dibawa di tengah kegiatan, juga kemungkinan terjadi kehebohan, sirik-sirikan, berebut, ingin pinjam tapi ga boleh, ataupun kemungkinan hilang atau rusak. Jadi, pada hari itu setiap anak boleh membawa mainan dari rumah, untuk dimainkan bersama di sekolah. Jadi syaratnya ya harus bisa dimainkan bersama, bukan mainan yang hanya bisa dimainkan sendiri. Syarat lainnya tidak menggunakan baterai. Keseruan terjadi saat semua mengeluarkan mainan di waktu istirahat.
Anak sepertinya memang identik dengan mainan. Mungkin karena kegiatan utama anak adalah bermain, mainannya menjadi penting. Orangtua merasa perlu membeli mainan yang semakin lama semakin canggih, anak pun terbiasa untuk meminta dibelikan mainan sebagai hadiah, imbalan, atau penanda even spesial lain. Kadang yang berkesan ya hanya di momen membeli mainannya. Memilih di antara sekian banyak mainan di toko mainan yang kian besar dan menggoda.
Kalau diingat kembali, mainan sebenarnya adalah alat untuk memantik proses bermain. Proses yang sebenarnya merupakan proses belajar untuk anak. Proses mengeksplorasi indra mereka, memahami dunia sekitar mereka, meluaskan wawasan dan pengetahuan, meningkatkan kemampuan dan ketrampilan, dll. Tujuan yang lebih penting dari mainan itu sendiri. Ketika mendapat mainan yang sudah jadi, sekadar bagus atau lucu, banyak proses belajar yang dipangkas dari anak. Karena itu memilih mainan jadi penting. Karena itu muncul banyak yang disebut mainan edukatif. Mainan berhasil menjalankan tugasnya ketika menarik untuk diulik, dapat membuat anak fokus dan asik mengeksplorasi kemungkinan dari mainan tersebut. Kadang tidak perlu mainan mahal, bahkan mereka bisa diajak menciptakan mainan sendiri untuk bisa asik mengeksplorasi bidang, tekstur, ruang, kemungkinan, dll.
Hari ini teman-teman Gasing diminta untuk membawa mainan dari rumah. Bukan untuk mengembalikan hari mainan, sebagai bagian dari proses belajar mengenai berat benda. Olahan yang jadi menarik karena setiap anak mendapat kesempatan untuk bercerita mengenai mainan kesukaannya. Dan, dari beberapa yang menjadi perhatian utama, adalah congklak yang dibawa oleh Nay. Sebuah mainan tradisional yang ternyata masih mendapat tempat di hati anak-anak..