AES102 Belajar Holistik : Merangkai Kepingan Pengalaman
Andy Sutioso
Tuesday August 24 2021, 10:58 PM
AES102 Belajar Holistik : Merangkai Kepingan Pengalaman

Entah kenapa saya sangat suka sama analogi kepingan puzzle. Yaa, dulu suka juga main puzzle sama anak-anak, jadi kegiatan bersama yang menyenangkan - tapi lebih dari itu, sejak mendalami Pendidikan Holistik, puzzle selalu jadi analogi yang menarik dan juga sangat nyambung dengan berbagai proses yang berjalan. 

Di suatu titik saya mengenal apa yang disebut dengan filsafat konstruktivisme. Ga tau persis apa definisinya, tapi intinya filsafat ini berpijak pada pemikiran bahwa sang pembelajar dalam prosesnya mengumpulkan dan mengonstruksi pemahaman-pemahaman mereka berdasarkan pada berbagai pengalaman yang dijalani. Keren kan? Sangat nyambung dengan pembelajaran aktif. 

Mengikuti proses teman-teman Semi Palar khususnya yang belajar sampai jenjang KPB, proses ini sangat terlihat. Beberapa alumni KPB seperti Kinan, Benita, Rico, Gio, Toby, Cissy, Alry belajar sejak SD kelas satu, bahkan sejak TK. Dengan pembelajaran aktif - yang holistik di Semi Palar sejak mereka kecil, dalam perjalanannya, mereka mengumpulkan banyak kepingan pengalaman dari berbagai proses pembelajaran mereka. Kepingan-kepingan inilah yang perlu mereka rangkai agar mereka menemukan makna hidupnya.  

Saat mengamati proses teman-teman ini, tidak mengherankan mereka memilih untuk mengambil gap year - waktu jeda - sebelum memutuskan langkah lanjut di tahap kehidupan mereka selanjutnya. Sepertinya, penjelasannya begini. Kalau kita bermain puzzle, kita mulai dengan mengumpulkan kepingan-kepingan puzzle untuk bisa mulai mencari kepingan mana yang terkait dengan kepingan lainnya. Pemaknaan akan mulai muncul saat kepingan-kepingan puzzle ini semakin terhubung dengan kepingan lainnya dan memunculkan gambar yang sebelumnya tak terlihat. 

Semakin lama kita bermain dan mengumpulkan kepingan baru, menghubungkan kepingan satu dengan kepingan lain jadi semakin sulit. Kesulitan bertambah kalau kita terus menambahkan kepingan baru kepada kepingan yang belum tersusun. Solusinya, mereka perlu waktu untuk berjeda dengan proses untuk mengamati, merenungkan, menata dan menghubungkan kepingan-kepingan yang mereka kumpulkan di sepanjang proses pembelajaran. Saya menduga, kebutuhan mereka untuk gap year - waktu jeda erat kaitannya dengan proses ini. 

Proses pembelajaran holistik sangat berbeda dengan proses yang dulu saya (dan kebanyakan dari kita) alami selama kita bersekolah. Jadi ya, sejauh ini hal inilah yang saya amati terjadi di dalam diri teman-teman yang belajar di Semi Palar. Mudah-mudahan proses penemuan diri ini, merangkai kepingan pengalaman, memang membekali diri mereka untuk menjadi diri sendiri dan menjalankan peran yang mereka maknai dalam kesempatan kehidupan yang mereka peroleh dari Sang Pencipta. 

Photo by Benjamin Zanatta on Unsplash

yulitjahyadi
@yulitjahyadi   3 years ago
Analogi puzzle ini saya amini sekali kak Andy, sewaktu saya berproses mencari tau 'siapa saya?' dan 'mengapa saya disini?' , proses interaksi saya dengan semesta pun seperti kepingan puzzle. Dari lontaran pertanyaan yang saya ajukan, jawaban-jawaban yg diberikan semesta lalu seperti kepingan puzzle yang harus dengan sabar saya kumpulkan satu persatu. Kadang kepingan baru yang muncul itu ternyata nyambung dengan kepingan usang yang pernah diterima di masa kecil. Saat kepingan serasa udah banyak saya sempat mengira bahwa saya akan bisa memahami gambarnya. Nyatanya ga semudah itu juga. Akhirnya saya memilih untuk menikmati aja setiap keping puzle yang saya terima, bersukacita jika kepingan itu nyambung dan saya mengerti, dan bersabar jika keping itu membingungkan saya. 😊😊😊 Btw ada satu kalimat yang terpotong belum selesai di akhir paragraf ke 3 kak... 😉 Nuhun sudah berbagi tentang ini, saya jadi tertarik mencari tau tentang teori konstruktivismenya 🙏🏼☺