antologi/an·to·lo·gi/ n kumpulan karya tulis pilihan dari seorang atau beberapa orang pengarang (KBBI)
Sore ini, aku dikirimkan kumpulan tulisan beberapa orang tentang suatu topik. Dalam waktu yang berbeda, mereka menuliskan sesuatu yang saling berkaitan satu sama lain. Kubaca perlahan satu per satu. Menyenangkan memahami cara pandang dan menghayati makna tulisan-tulisan tersebut. Mulai dari yang tataran keseharian, hingga mengulas dalam suatu konsep secara menyeluruh.
Lalu kupandangi rak buku. Ada beberapa buku antologi yang ternyata hadir dan pernah menghampiri waktu senggang. Berbagai macam genre, mulai dari kumpulan cerita pendek Aesop, Pancatantra Fabel India, Just So Stories (Rudyard Kipling), Tagore dan Masa Kanak (Rabindranath Tagore), Trocoh (mas Budi Warsito - Kineruku), Catatan Pinggir (Goenawan Mohammad), Kiai Hologram (Emha Ainun Najib), Kitab Cerita - Esai Anak dan Pustaka (Setyaningsih), dkk.
Ragam antologi, ternyata juga membawa kenikmatan tersendiri ketika dibaca. Satu buku yang terdiri dari kumpulan tulisan seorang penulis, membawa kita menyelami lebih dalam mengenai pemikiran dan pengalaman orang tersebut. Tentang beragam topik yang menggelitik dan menarik untuk lanjut ditelisik. Di sisi lain, buku yang berisi kumpulan cerita atau tulisan dari beberapa orang, membuat kita takjub akan keragaman manusia. Dengan pengalaman dan pengetahuan yang berbeda, tiap penulis bisa menunjukkan autentisitas dirinya lewat karya mereka.
Mirip ketika mendengarkan musik. Ketika kita mendengarkan beberapa lagu atau album dari satu penyanyi/band, kita menyelami perjalanan mereka memaknai hidup dan mengekspresikannya sebagai musisi. Biasanya gegap gempita semangat di masa muda, lalu beranjak matang bersahaja. Beruntung suami saya kolektor kaset hehe. Jadi tinggal putar kalau ingin menikmati. Nah, lain cerita kalau karya kolaborasi. Misalnya tribute, original soundtrack (OST), atau album-album Greatest Hits Love Song pada zamannya. Sesuai namanya, kalau yang ini, biasanya lebih 'hits' dan tematik. Buat saya, album jenis ini lebih cocok dinikmati ketika kita sedang ingin mengenang momen tertentu sesuai suasana hati, atau ketika bersama orang lain, karena lebih general dan mudah dinyanyikan bersama. Sedangkan kalau album individual, tak semua orang tahu dan suka beberapa lagu dari seorang penyanyi idola kita, misalnya. Rasanya lebih personal.
Begitu pun karya rupa, lukisan, fotografi, dan lainnya. Apapun bentuk antologinya, setiap karya selalu menarik untuk dinikmati. Pernah teman saya berkata, soal karya seni. Apapun bentuknya, itu bukan masalah bagus atau tidak, tapi suka atau tidak. Soal selera, berarti kita bicara tentang referensi pengetahuan dan pengalaman dari perjalanan hidup seseorang. Dan setiap perjalanan manusia unik seapaadanya. Tak pernah ada jejak yang lebih baik atau buruk. Tuhan sudah menggariskan takdir dengan begitu indah untuk setiap makhlukNya pada waktu yang terbaik. Alhamdulillah.