Nyambung dengan tulisan saya sebelumnya : Berdiri di tengah 7 Milyar Manusia - yang ternyata nyambung juga dengan tulisan Rico yang berjudul The Journey We are All On. Saya mengutip paragraf pertama dari tulisan Rico di bawah ini.
In a world where there are 7 billion unique human beings, it’s unavoidable that at some point in our lives, we start to question our own personal importance in scale to everything that is happening in the world.
“Who am I?”
The question that everyone has asked themselves, and still remains unanswered for most of us. This question will take a lifetime of searching to answer.
Menjawab pertanyaan di atas ini: Siapa Saya? bukan hal mudah. Menemukan diri sendiri, menyadari diri sendiri sepenuhnya bukan perkara sederhana. Apalagi di jaman yang serba bising seperti sekarang ini. Begitu banyak distraksi dari dunia luar jadi tantangan luar biasa. Perhatian kita terus ditarik keluar dari dalam diri kita ke dunia luar. Apalagi saat kita menggenggam teknologi di tangan kita, layar kecil gawai kita bisa menghadirkan segala sesuatu ke hadapan kita begitu saja. Media sosial membuat kita kehilangan fokus dari diri kita sendiri terhadap segala sesuatu yang ada di luar diri kita. Kita lebih suka memberikan like pada posting orang-orang lain di media sosial, kita menghabiskan waktu entah berapa banyak untuk mengikuti orang-orang terkenal, pada selebritis dan bermimpi menjadi seperti mereka.
Masyarakat modern mencoba mendefinisikan apa itu bahagia, apa itu sukses, dan membuat kita semua percaya bahwa semua itu ada di luar sana. Pada akhirnya semua ini jadi distraksi yang sangat berbahaya, karena menjauhkan kita dari diri kita yang sejati - our own true self. Fokus kita ada di dunia luar, sehingga kita jadi menjauh dari diri kita yang sejati. Semakin jauh, semakin sulit kita menjawab pertanyaan di atas, menjawab pertanyaan siapa saya, menemukan diri kita sendiri yang sejati.
Kita bahagia, saat kita terkoneksi dengan diri kita sendiri. Tidak pernah kita akan merasa bahagia saat kita berusaha menjadi orang lain. Lalu caranya bagaimana? Kita perlu menyisihkan banyak waktu untuk diri kita sendiri, Bagaimana kita berjumpa dengan diri kita sendiri, dengan diriku. Aku akan hadir dalam keheningan, dalam diam... Saat kita tenang, kita diam, kita akan bisa melihat dan bertemu dengan diri kita di dalam diri kita sendiri - bukan di luar sana. Saat kita bisa menemukan diri kita, berjumpa dengan aku yang sejati, dengan sendirinya, kita akan mengekspresikan diri kita berdasarkan keunikan diri kita sendiri - secara otentik...