Minggu ini sebenarnya aku senang karena masih dalam mode liburan alias belum sekolah. Rasanya kayak hidup di dunia tanpa beban ,bahagia banget. Tapi di balik semua itu, ada satu hal yang bikin aku pusing: mami.

Bukan ini bukan cerita tentang mami yang marah-marah karena aku nggak nyuci piring. Ini lebih serius. Mami lagi stres berat gara-gara ada orang di tempat kerjanya, di Bintuni yang terus-terusan bikin masalah. Orang ini nggak cuma ngikutin mami, tapi juga mulai menyebar aib sedikit demi sedikit.

Jujur aku kasihan banget sama mami. Bayangin dia lagi liburan bareng keluarga, seharusnya bisa santai, ketawa, dan lupa sejenak tentang kerjaan. Tapi, tiba-tiba ada telepon yang bikin suasana jadi berat. Nggak cuma sekali dua kali, orang ini selalu telepon mami di waktu yang nggak tepat pas lagi main, lagi ngobrol seru, atau bahkan lagi makan. Rasanya kayak ada duri yang tiba-tiba muncul di tengah kebahagiaan.

Sebagai anak, aku nggak tahu harus gimana. Aku cuma bisa lihat mami diam setelah telepon selesai, dengan wajah yang jelas-jelas menunjukkan dia lagi banyak pikiran. Aku tahu dia nggak mau bikin kami khawatir, tapi justru karena itu aku jadi makin khawatir.

Kalau dipikir-pikir, liburan itu harusnya jadi waktu untuk mengisi energi. Tapi gimana bisa istirahat kalau ada orang yang terus-terusan ngikutin dan bikin masalah? Aku jadi takut setiap kali mami harus balik ke Bintuni. Apa yang akan terjadi nanti? Apakah orang ini bakal berhenti, atau justru makin parah?

Aku tahu cerita ini nggak terlalu enak buat dibahas. Tapi kadang, cerita yang bikin pusing juga perlu dikeluarkan biar hati sedikit lega. Doakan yang terbaik, ya buat mami. Semoga semuanya bisa selesai dengan baik, dan nggak ada hal buruk yang terjadi.