AES162 Sebagai Orangtua
innocentiaine
Wednesday February 1 2023, 10:12 PM
AES162 Sebagai Orangtua

Di penghujung semester lalu, aku menghadiri pertemuan dengan beberapa orangtua alumni murid Smipa. Pertemuan ini digagas oleh teman-teman Disada. Seru sekali bertemu kembali dengan beberapa orangtua angkatan anak-anakku, di antaranya juga orangtua murid yang pernah aku fasilitasi. Mengembalikan banyak kenangan, yang kini hanya terasa menyenangkan. Setelah cukup lama berpisah jalan selepas proses belajar di Smipa,.banyak jalan berbeda yang ditempuh anak-anak. Ada yang melanjutkan proses belajarnya di sekolah lain, ada yang kuliah, ada yang memilih berhenti kuliah, ada yang bekerja dulu baru kuliah, ada yang lanjut di luar kota, atau seperti anakĀ²ku memilih berpetualang dulu lalu bekerja.. Sepenggal proses bersama di SemiPalar menjadi benang merah di pertemuan ini.

Yang paling terasa untuk aku pribadi sebagai orangtua di titik ini adalah relasi yang terus berubah seiring proses anak-anak mendewasa. Ketika anak-anak mulai melepaskan diri, orangtua tidak lagi punya peran signifikan. Mau tidak mau orangtua perlu men-detach attachment yang dulu perlu dibangun agar anak bertumbuh baik. Seperti membalik proses, kata pak Pasco. Bukan hal mudah, tapi ketika dilakukan dapat memberi ketenangan pada pikiran dan perasaan kita. Dan dengan relasi yang sudah terbangun, di saat-saat tertentu mereka tetap 'pulang'. Ketika mengalami kesulitan, kegagalan, kesedihan, mereka tetap datang untuk pelukan, untuk tepukan di bahu, untuk penyemangat. Sesekali kami duduk bersama, serius membicarakan proses belajar luar sekolah yang tengah mereka jalani. Yang sesuai harapan, yang sudah berubah, rencana ke depan, dst. Tak dipungkiri di keseharian aku masih kerap merasa perlu mengingatkan mereka tentang waktu pulang, membereskan kamar, pakaian, dll, layaknya emak-emak rempong. Namun kusadari bahwa hal ini lebih karena kebutuhan dan ekspektasi aku sebagai ibu, yang kerap direspon atas dasar respek dan pemahaman merekašŸ˜Š

Kalaupun ada nasihat yang bisa aku beri pada diriku sendiri sebagai orangtua yang lebih muda, mungkin untuk lebih rileks. Bila diingat kembali, dalam prosesnya, ada masa-masa di mana aku terlalu banyak khawatir, kadang hingga panik, terlalu banyak berpikir gimana kalau begini, kalau begitu. Apalagi di awal masa-masa lepas dari Smipa dan mengeksplor kemungkinan di luar batas pandangku. Meski jauh berkurang, jujurnya rasa khawatir tidak dapat diketepikan dengan mudah. Bagaimanapun aku sungguh mensyukuri proses kami sejauh ini.Ā 

Berbagi pengalaman suka dan duka, sepertinya memang tidak bisa jadi pertemuan singkat. Perbincangan hangat sore itu ditutup dengan menikmati tempe mendoan dan tahu isi kojo mba esih yang dulu jadi panganan khas forum ortu di Smipa. Dan bersepakat dengan ucapan bu Lita, bahwa ketika membesarkan anak, kita sendirilah yang bertumbuh. Mengamati sikap dan pembawaan anak, menjadi cermin diri yang kian jernih untuk aku.Ā 

Photo by Juan Pablo Serrano Arenas: https://www.pexels.com/photo/selective-focus-photography-of-child-s-hand-1250452/

You May Also Like