AES 161 Tulisan ini rada berat ya… (18menit)
leoamurist
Sunday November 14 2021, 9:55 AM
AES 161 Tulisan ini rada berat ya… (18menit)

Pertemuan singkat sebelum hujan turun kemarin pagi lumayan membuka sekat hambaTan pikiran (mind). Terlalu banyak pemikiran (thought) seringkali adalah hambatannya. Memang tidak hanya itu saja, karena semua berpasangan. Pasangan dari terlalu banyak pemikiran adalah terlalu sedikit berpikir (think).

Irisan kedua hal yang berpasangan tadi itulah yang selalu jadi korban penyalah gunaan, yaitu perasaan (feel). Kalau dipergunakan dengan benar, dinamai intuisi. Kalau dipergunakan dengan tidak benar, dinamai mood. Catatannya terlepas dipergunakan dengan benar atau tidak benar, dampaKnya bisa baik atau tidak baik.

Benar dan baik itu beda. Pembenaran kan beda dengan perbaikan. Lalu ada yang nanya, kalau pembetulan? Itu berarti betul. Betul itu apa? Jawaban ngasalnya sih, betul adalah yang benar dan baik. Jadi, pembetulan itu bisa jadi pembenaran dan perbaikan dong? Bisa jadi!

Paragraf barusan adalah contoh hambatan. Alih-alih berpikir (think) malah sibuk dengan pemikiran (thought). Overthinking itu gak ada. Overthoughting yang ada. Lagipula, the way we think is the way we feel. Satu lagi deh biar nambah panjang, to think is to do-ing.

Coba ingat saat kita terjebak ocehan panjang, yang satu tarikan napas seribu kalimat penceritaan keluar. Baik itu dalam bentuk omelan, masukan, saran, atau sekadar tidak bisa menahan diri untuk berbicara. Itu semua adalah bentuk dari berpikir. Ada tindakan berpikir dari tindakan mengoceh. Yes, talking is doing. Doing kinda think thing.

Jadi kalau kita menggerutu, ah dia hanya bisa ngomong doang gak kerjain. Itu sudah menunjukkan kekurang mampuan kita untuk bekerja sama dengan dia. Perannya berbicara, peran kita menindak lanjutinya. Seperti penonton berkomentar dan pelatih yang menindak lanjuti strategi, pemain yang berkembang.

Lagipula, yang mengomentari komentar kan sesama penonton yak. Jadi kelintas penyadaran kemarin siang yang bilang, “Kalau kita lagi (merasa) miskin, itu saatnya kita bekerja keras (menambah). Kalau kita lagi (merasa) kaya, itu saatnya kita untuk bekerja cerdas (membagi).”